Malang (Antara Jatim) - Wilayah Kota Malang, Jawa Timur, berpotensi diguyur hujan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud jika gunung berketinggian 1.731 mdpl itu kembali aktif dan arah angin menuju ke timur. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Kabupaten Malang Subekti, Sabtu, memperkirakan hujan abu vulkanik Gunung kelud akan mengguyur wilayah Kota Malang kalau angin bertiup ke arah timur, apalagi kalau aktivitas Gunung Kelud kembali menggeliat. "Angin bawah di kawasan Gunung Kelud sudah berembus menuju arah timur atau arah Kota Malang dengan kecepatan 10 ribu bit atau rata-rata 25 kilometer per jam," kata Subekti ketika ditanya potensi abu vulkanik di wilayah Kota Malang yang sebelumnya bebas dari guyuran abu vulkanik Gunung Kelud ketika meletus pada Kamis (13/2) malam. Sedangkan wilayah Jawa Tengah yang lebih dulu terkena imbas erupsi Kelud diprediksi terkena embusan angin bagian atas, sebab saat ini angin bawah sudah mencapai tiga kilometer menuju arah timur. Saat ini, lanjutnya, hujan debu vulkanik Gunung Kelud telah sampai ke wilayah Karangploso yang menjadi daerah perbatasan antara Kota dan Kabupaten Malang. Sedangkan di wilayah Kota Malang juga sudah mulai diguyur abu vulkanik yang baunya menyengat, meski hujan abu tersebut tidak begitu deras. "Jika Gunung Kelud meletus lagi, kemungkinan kondisi di Kota Malang akan sama dengan Kota Batu, kawasan Pujon serta Ngantang. Namun, semua itu tergantung kondisi terakhir Gunung Kelud. Oleh karena itu warga Kota Malang harus tetap waspada dan mengurangi aktivitas di luar rumah tanpa menggunakan masker," tuturnya, menambahkan. Pada letusan pertama kali Gunung Kelud Kamis (13/2) malam hingga kemarin (Jumat, 14/2) hampir di seluruh wilayah Kota Malang terbebas dari guyuran abu vulkanik. Berbeda dengan daerah tetangganya, terutama yang berada di wilayah barat, seperti Kota Batu, Kecamatan Ngantang, Pujon dan Kasembon di Kabupaten Malang. Tiga wilayah terparah embusan debu erupsi Gunung Kelud adalah Kecamatan Ngantang, Kasembon dan Pujon. Bahkan, warga di Kecamatan Nagntang dan Kasembon serta sebagian Pujon sudah dievakuasi dan menempati sejumlah titik lokasi pengungsian di Pujon dan di Kota Batu. Akibat letusan Gunug Kelud tersebut, sedikitnya 16.600 jiwa warga dari Kecamatan Ngantang, Kasembon dan sebagian Pujon diungsikan. Bahkan, dua wilayah, yakni Kecamatan Ngantang dan Kasembon seperti kota mati karena tidak berpenghuni, kecuali hewan ternak yang ditinggalkan pemiliknya. Sementara warga Kota Malang juga mulai bersiap-siap mengantisipasi jika ada letusan lagi yang mengarah ke timur. Warga juga mulai banyak yang membeli masker serta persediaan bahan pangan, seperti mi instan, beras, telur, minyak goreng, ayam nugget, kopi, gula serta daging giling. "Bahan-bahan makanan ini kan awet, sehingga kalau sampai terjadi hujan abu akibat erupsi Gunung kelud, kami sudah tidak bingung lagi karena stok pangan sudah kami tambah untuk persediaan beberapa hari ke depan," kata salah seorang warga Tunggulwulung, Lpwokwaru, Kota Malang, Airin.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014