Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemkab Bojonegoro, Jatim, Kamis, mengumpulkan kepala desa (kades) yang daerahnya menjadi langganan banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang, sebagai antisipasi menghadapi ancaman banjir fase II yang diprediksi datang pertengahan Februari. "Kades kita minta mempersiapkan berbagai kebutuhan dalam menghadapi datangnya banjir, dengan mempersiapkan personel yang terlibat dalam penanganan banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro Amir Syahid, Kamis. Ia menjelaskan persiapan desa yang harus dilakukan dalam menghadapi banjir, di antaranya, menunjuk personel yang bertugas melakukan evakuasi warga, mendirikan dapur umum sampai melakukan pendataan warga yang menjadi korban banjir. "Kades juga kami minta melaporkan nama-nama personel yang ditunjuk dalam menangani banjir kepada BPBD, sehingga kalau sewaktu-waktu dibutuhkan bisa langsung dihubungi," katanya, menegaskan. Sesuai data di BPBD, luapan Bengawan Solo biasa melanda 146 desa yang tersebar di 15 kecamatan, antara lain, Kecamatan Kota, Kalitidu, Malo, Dander, Kapas, Kanor, dan Baureno. Selain itu, banjir bandang biasa melanda 13 desa yang tersebar di tujuh kecamatan, antara lain, Kecamatan Gondang, Padangan, Sukosewu, Sekar, Dander, yang disebabkan meluapnya anak sungai di daerah setempat. "Camat yang daerahnya menjadi langganan banjir juga kami undang," tandasnya. Sementara itu, Sekretaris BPBD MZ. Budi Mulyono menjelaskan pihaknya juga melakukan pendataan nama-nama sekitar 3.000 nama pegawai negeri sipil (PNS) dari semua jajaran pemkab yang masuk dalam tim penangganan banjir. "Pendataan PNS yang terlibat dalam penangan banjir masih dalam proses," jelasnya. Sesuai informasi yang diterima pemkab dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai intensitas hujan tinggi pada daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo yang berpeluang menimbulkan banjir akan terjadi pertengahan Februari. Sesuai laporan BMKG curah hujan di sepanjang DAS Bengawan Solo yang besarnya berkisar 01-399 mm (atas normal 116-150 persen) pada Februari dan berkisar 301-400 mm (normal 85-115 persen) pada bulan Maret. "Curah hujan tinggi diperkirakan akan berlangsung berkisar 10-20 hari," kata Amir, menegaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014