Surabaya (Antara Jatim) - Dua pendaki gunung dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mahapala) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ditemukan tewas di Gunung Kembar (3.052 mdpl) di kawasan Pegunungan Arjuno-Welirang, Kota Batu, Senin. "Ada tiga mahasiswa yang mendaki Gunung Kembar itu sejak Jumat (17/1) dan dinyatakan hilang pada Minggu (19/1), lalu ketiganya ditemukan pada Senin ini pukul 10.30 WIB dengan dua orang dinyatakan meninggal dunia," kata petugas Humas SAR Surabaya Arief Rahmat N., di Surabaya, Senin. Hingga Senin pukul 12.00 WIB, ketiganya masih dalam proses evakuasi dari puncak Gunung Kembar ke kaki gunung atau desa terdekat. "Kemungkinan mereka akan tiba di kampus pada Senin malam untuk disemayamkan," katanya. Ia menjelaskan dua pendaki yang ditemukan Tim Gabungan SAR-Mahapala STIESIA dalam kondisi tewas adalah Alif dan Dian, sedangkan mahasiswa pendaki yang selamat bernama Budi. Ketiganya berasal dari Jurusan Manajemen STIESIA Surabaya. "Tapi, Budi sudah diwisuda, sedangkan Alif yang berasal dari Gresik juga sudah semester akhir, namun Dian masih semester awal. Budi ditemukan selamat, karena dia memang tidak mau nekat dalam cuaca buruk saat itu," katanya. Ditanya penyebab kematian kedua pendaki itu, ia menyatakan penyebab kematian masih belum diketahui, karena proses visum juga belum dilakukan. "Mungkin terkena badai dan hujan, sehingga mereka kehilangan arah dan tersesat hingga akhirnya ditemukan tewas," katanya. Pada Sabtu (18/1), tim pendaki terbagi dua rute, yakni rute Gunung Kembar 1 dan rute Gunung Kembar 2. Alif dan Dian menuju ke Gunung Kembar 2, sedangkan tim lain ke Gunung Kembar 1. Budi sendiri tidak kemana-mana, karena memilih menunggu Alif dan Dian di "camp". Sekitar pukul 13.30, tim dari Gunung Kembar 1 turun karena hujan angin, namun Alif dan Dian belum turun dari Gunung Kembar 2 hingga sore harinya, lalu tim kehilangan kontak keduanya pada Minggu (19/1). Sejak itu, proses pencarian dilakukan dan akhirnya keduanya ditemukan tewas pada Senin sekitar pukul 10.30 WIB atau sepekan lebih dari proses pencairan mereka. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014