Gresik, (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang di Kabupaten Gresik tetap menjual elpiji ukuran 12 kg dengan harga baru, meski mengalami kerugian karena sebelumnya terlanjur membeli dengan harga tinggi.
Salah satu distributor elpiji di Jalan Basuki Rachmat, Sukandar, Selasa, mengaku pihaknya melakukan hal itu agar pelanggannya tidak lari, sehingga terpaksa menjual sesuai dengan harga terbaru yang diputuskan Pertamina.
"Karena sudah kebijakan baru, kami terpaksa menjual dengan harga yang baru pula walaupun menanggung kerugian. Ini adalah risiko sebuah usaha, yang terpenting usaha tetap jalan dan pembeli tidak lari," katanya.
Menurut ia, tidak konsistennya kebijakan terkait harga elpiji ukuran 12 kg membuat sebagian distributor di Kabupaten Gresik merugi hingga puluhan juta rupiah, karena ratusan tabung ukuran 12 kg terlanjur dibeli dari agen dengan harga mencapai Rp125 ribu, namun tiba-tiba pemerintah merevisi dan kembali menurunkannya.
"Sejak tanggal 1 Januari 2014, harga elpiji naik Rp3.900, dan di Gresik harganya menjadi Rp125 ribu, namun direvisi dan sekarang menjadi Rp92 ribu, padahal sebagian pedagang sudah membeli puluhan tabung," katanya.
Sementara itu, sebelumnya per 1 Januari 2014 Pertamina sempat menaikkan harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram sebesar 57 persen atau sekitar Rp3.959 per kilogram.
Dengan kenaikan itu, harga elpiji kemasan 12 kilogram menjadi sekitar Rp117.000 per tabung dari sebelumnya sekitar Rp70.000 per tabung.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014