Surabaya (Antara Jatim) - Pengamat Komunikasi Politik asal Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo, menilai masyarakat Jawa Timur akan bangga jika Gubernur Soekarwo menjadi Calon Presiden periode 2014-2019.
"Meski baru terpilih kembali menjadi gubernur, tapi rakyat Jatim akan senang dan bangga pemimpinnya bisa ke tingkat nasional dan menjadi pemimpin bangsa ini," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Menanggapi bakal kecewanya masyarakat Jatim karena Soekarwo lebih memilih pusat dibanding daerah, menurut dia hal itu kecil kemungkinannya. Bahkan malah sebaliknya dan lebih bangga karena muncul putra daerah Jatim sebagai pemimpin republik ini.
Secara pribadi, Suko Widodo menilai Soekarwo sangat layak karena ide dan kreatifitasnya muncul melalui pemikiran yang tepat. Selain itu, keberadaannya saat ini merupakan hal yang natural dan tidak dibuat-buat.
"Sehingga sangat masuk akal jika Soekarwo menarik perhatian dan mendapat tempat tersendiri di mata masyarakat. Idenya riil dan bukan pencitraan belaka," kata Suko Widodo.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu juga mengaku tak kaget dengan hasil penilaian para guru besar Universitas Indonesia (UI) yang menempatkan Soekarwo sebagai salah satu dari 10 nama tokoh layak calon pemimpin nasional.
Pada kesempatan presentasi Soekarwo di hadapan para guru besar dan publik akademisi UI beberapa waktu lalu, Soekarwo mampu menarik perhatian. Dari hasil presentasi, Soekarwo lolos 10 besar dan rencananya akan diminta lagi memaparkan ide dan gagasannya pertengahan Januari.
"Presentasi yang menarik dan inovatif. Salah satunya tentang inovasi pengembangan ekonomi di Jatim, yakni perkembangan antarpulau atau disebut ekspor impor dalam negara. Hal itu dinilai terobosan positif atas kebuntuan sistem perdagangan di negara kita," katanya.
Suko Widodo yang juga hadir dalam kesempatan di UI tersebut mengaku Soekarwo lebih baik dibandingkan tokoh-tokoh yang lain.
Sementara itu, ketika disinggung tentang konvensi calon presiden dari Partai Demokrat yang tidak ada nama Soekarwo, hal itu dinilainya bukan penghalang. Menurut dia, Demokrat harus melihat fakta di lapangan sembari menunggu hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014