Bojonegoro (Antara Jatim) - Banjir akibat luapan Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), berangsur-angsur surut dengan ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro mencapai 14,64 meter (siaga II-kuning) pada Jumat pukul 05.00 WIB.
"Ketinggian Bengawan Solo di Bojonegoro dari siaga III turun ke siaga II sejak Kamis (19/12) pukul 21.00 WIB. Rata-rata penurunan air berkisar 3 centimeter per jamnya," kata Petugas Posko Pelakana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Suyono.
Ia memperkirakan ketinggaian air Bengawan Solo di Bojonegoro masih akan terus surut, sebab ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu dari Kota Bojonegoro turun menjadi 25,27 meter, Jumat pukul 05.00 WIB.
"Tidak ada laporan di Solo Jawa Tengah dan Kali Madiun terjadi banjir, sehingga ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro akan terus surut," katanya, menegaskan.
Meski demikian, menurut Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, sebelumnya, surutnya air Bengawan Solo di hilir Jatim berjalan lambat, disebabkan air laut pasang.
Sesuai data, ketinggian air Bengawan Solo di Lamongan statusnya masih siaga III dengan ketinggian air di Babat 8,63 meter, Laren 6,10 meter, Karanggeneng 4,64 dan Kuro 2,45 meter.
Sementara itu, data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, genangan banjir Bengawan Solo di daerah setempat masih merendam 100 desa yang tersebar di 15 kecamatan, antara lain, Kecamatan Kota, Kapas, Balen, Kanor dan Baureno.
Di daerah genangan banjir terdapat 8.622 pemukiman warga, di antaranya warga yang mengungsi 1.675 jiwa. Banjir juga merendam areal tanaman padi seluas 4.865 hektare, palawija 575 hektare dan merendam prasarana dan sarana umum , seperti lembaga pendidikan, masjid, jalan desa, kecamatan dan kabupaten.
BPBD memperkirakan kerugian yang disebabkan meluapnya sungai terpanjang di Jawa di daerahnya mencapai Rp8,796 miliar.
Kerugian tersebut belum termasuk di Kecamatan Kanor, seperti diutarakan Camat Kanor Supi Haryono, kepada Antara, bahwa di daerahnya terdapat tanaman padi seluas 1.608 hektare yang rusak diterjang banjir dengan perkiraan kerugian mencapai Rp16 miliar lebih. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013