Malang (Antara Jatim) - Polres Malang mengharapkan izin dari keluarga korban mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional yang meninggal pada saat mengikuti orientasi studi dan pengenalan kampus Fikri Dolasmantya Surya (20) untuk diotopsi. "Tim khusus bentukan Satreskrim Polres Malang ini dalam waktu dekat akan terbang ke Mataram, Nusa Tengga Barat (NTB), untuk menemui keluarga korban dan meminta izin untuk dilakukan otopsi pada jasad Fikri," kata Kasat Reskrim Polres Malang Ajun Komisaris Polisi (AKP) M Aldy Solaeman, Sabtu. Ia mengemukakan pihaknya akan mengirimkan perwakilan ke Mataram, sekaligus menulis surat permohonan kepada keluarga korban dalam kaitannya proses otopsi jasad korban. Aldy berharap keluarga korban bisa memberikan izin otopsi pada jasad Fikri yang sudah dimakamkan setelah kejadian pada pertengahan Oktober lalu. Otopsi tersebut dilakukan untuk mencari kebenaran apakah ada upaya melawan hukum saat orientasi studi dan pengenalan kampus (Ospek) yang dikemas dalam kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) itu hingga menewaskan salah seorang mahasiswa baru. Menyinggung video maupun foto-foto kegiatan KBD mahasiswa baru jurusan planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang beredar luas di media sosial tersebut, Aldy belum bisa memberikan keterangan lebih detail. Sebab, tim khusus (timsus) Polres Malang masih menelusuri dan melakukan penyelidikan lebih dalam, termasuk akan mendatangkan ahli telematika. Hingga saat ini penanganan kasus meninggalnya salah seorang maba ITN jurusan planologi, Fikri Dalasmantya Surya, masih dalam penyelidikan. Namun, pihak kepolisian sudah meminta keterangan dari tujuh orang mahasiswa yang menjadi panitia Ospek. Kegiatan Ospek tersebut dikemas dalam program KBD di kawasan Pantai Goa China di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabuapten Malang. Belum lama ini ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Malang asal Mataram menggelar unjuk rasa di kampus ITN menuntut pertanggungjawaban pihak kampus. Sementara alumni ITN dari beberapa angkatan sudah menggalang kekuatan dan rencananya Senin (16/12) akan menemui rektor kampus tersebut. Salah seorang alumni ITN angkatan 1988 jurusan Teknik Elektro Yoyok Cahyono mengakui dirinya sudah menghubungi alumni dari berbagai angkatan, baik yang ada di luar Malang atau yang tinggal di Malang untuk menghadap rektor ITN. "Kami memang sedang menggalang kekuatan untuk menuntut sikap tegas pihak rektorat terkait kasus ini agar ke depan tidak sampai terulang lagi, bahkan format Ospek juga harus diubah yang lebih bersifat akademis," tegas Yoyok. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013