Oleh Abd Aziz
Pamekasan (Antara Jatim) - Para seniman dari sejumlah sanggar seni dan teater di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Rabu memprotes kebijakan politik syariat Islam pemkab setempat yang mereka nilai mengebiri pengembangan seni serta budaya.
Para seniman dari 19 kelompok dan sanggar seni, memulai aksinya dari monumen Arek Lancor dengan membentangkan sejumlah poster dan spanduk kritikan terhadap kebijakan Pemkab Pamekasan yang melarang berbagai jenis kesenian dengan alasan bertentangan dengan syariat Islam.
"Jangan jadikan kota 'Gerbang Salam' sebagai alat politik yang nantinya mengebiri pecinta seni dan atau hiburan," kata korlap aksi itu Arif Wibisono di halaman gedung DPRD Pamekasan.
Musisi dari Band Mayapada Pamekasan ini mengatakan, seniman bukan pelaku maksiat,bahkan musik dan berbagai jenis kesenian lainnya sebenarnya merupakan bentuk anugerah yang tidak harus terpasung hanya dengan alasan syariat Islam.
Seni dan musik, kata dia, tidak bertentangan dengan syariat Islam, sehingga kebijakan politik pemkab Pamekasan dalam berupaya mengebiri berbegai jenis pementasan seni di Kabupaten Pamekasan hanya dengan alasan maksiat, harus ditinjau ulang.
"Kami siap beradu argumen dengan siapa pun, termasuk para kiai dan pimpinan di Pamekasan ini," kata orator lainnya dalam aksi itu, Indra.
Kelompok yang mengatas namakan pecinta seni Pamekasan ini juga mengajak masyarakat dan kalangan seniman lainnya untuk ikut memperjuangan dan melestarikan keberlangsungan seni budaya di Pamekasan.
Di depan kantor DPRD Pamekasan, para pegiat seni ini terus menggelar orasi secara bergantian, bahkan mereka sesekali menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Wakil Ketua DPRD Pamekasan saat menemui para pengunjuk rasa ini menyatakan, akan memperhatikan aspirasi mereka, karena masyarakat Pamekasan merupakan masyarakat hetrogen, bukan homogen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013