Malang (Antara Jatim) - Pembangunan drainase dengan sistem jacking di sejumlah titik di Kota Malang, Jawa Timur, dikeluhkan warga karena selain menutup usaha mereka juga mengganggu aliran air bersih dari PDAM. Salah seorang pemilik usaha di kawasan Jalan Bondowoso yang menjadi loaksi proyek, Herman, Senin mengaku sejak ada pembangunan drainase, tokonya sepi karena tertutup tanah galian, bahkan akses jalannya juga tertutup. "Kalau begini terus bagaimana, apalagi dalam pertemuan dengan pihak Pemkot Malang maupun kontraktor ditegaskan tidak ada kompensasi apapun. Padahal, proses pembangunannya kan tidak bisa cepat," tegas Herman. Selain Herman, masih banyak pedagang maupun pemilik toko yang mengeluhkan kondisi pembangunan drainase di kawasan Jalan Bondowoso yang selama ini memang menjadi langganan banjir ketika musim hujan. Sementara beberapa titik lokasi yang pembangunan drainasenya sudah mulai dikerjakan adalah di kawasan Jalan Besar Ijen. Di Jalan Ijen tersebut menganggu aliran pipa PDAM yang mengaliri sekitar 3.000 pelanggan. Menanggapi keluhan warga tersebut Kasi Drainase Dinas Pekerjaan Umum dan Pengawasan Bangunan (DPUPB) Kota Malang Darsono mengatakan dalam setiap proyek pembangunan pasti ada pro dan kontra, namun dia meminta warga untuk memberikan dukungannya. Ia mengaku pihaknya sudah mengultimatum kontraktor agar menyelesaikan proyek pembangunan drainase di kawasan itu paling lambat selama satu bulan. "Kami mohon dukungan warga, sebab proyek ini merupakan proyek percontohan di Jatim," ujarnya. Menyinggung kompensasi bagi warga yang terkena dampak proyek tersebut, Darsono mengatakan akan dikonsultasikan dengan pimpinannya (Kadis PU Dr Djarot Edy Sulsityono), namun dalam perjanjian (kontrak), kontraktor tidak punya kewajiban untuk memberikan kompensasi. "Saya pikir dala setiap pembangunan pasti ada dampaknya, termasuk terganggunya akses jalan. Namun, kondisi itu kan tidak berlangsung lama, begitu proyek selesai, pasti kondisi akan normal kembali, bahkan lebih baik," tandasnya. Proyek pembangunan drainase sistem jacking yang diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp40 miliar dan termodern di Jatim itu untuk mengatasi banjir yang selalu menggenang ketika musim hujan. Drainase sistem jacking tersebut rencananya sepanjang 1.400 meter. Sistem itu dengan membuat drainase melalui pengeboran di dalam tanah sebelum dipasang "boxculvert" dengan lubang drainase nantinya mencapai 2 meter kali 2,5 meter. Proyek tersebut merupakan tahap awal untuk mengatasi banjir di lima titik terparah, yakni banjir di Jalan Galunggung, kawasan Gading Kasri, Jalan Pulosari, kawasan Dieng serta jalan menuju Kelurahan Pisang Candi.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013