Bojonegoro (Antara Jatim) - Sebanyak 18 Kelompok Tani Kabupaten Sampang Madura studi banding di Bojonegoro, Jawa Timur untuk belajar tanaman tembakau pola kemitraan yang merupakan kerja sama antara petani tembakau dengan pabrikan.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sampang Imam Buhari, Kamis mengatakan, para petani yang diwakili 18 kelompok tani dari 11 kecamatan daerah penghasil tembakau ingin menerapkan pola kemitraan tanaman tembakau.
Di Sampang tanaman tembakau berkembang cukup luas mencapai 12.000 hektare/tahun. Tapi tanaman tembakau yang ada merupakan pengembangan para petani tembakau asal Sumenep dan Pamekasan yang menyewa tanah di Sampang untuk ditanami tembakau.
"Para petani Sampang tertarik mengembangkan tanaman tembakau sendiri setelah melihat hasilnya ternyata cukup besar," jelas Imam.
Ia menyebutkan harga tanaman tembakau rajangan kering jenis Prancak 95 di Sampang tertinggi pada panen tahun ini mencapai Rp37.000 per kilogram.
"Tapi di Sampang tidak ada gudang pembelian tembakau, sehingga semua tembakau larinya ke Pamekasan dan Sumenep," ucapnya.
Di Bojonegoro, lanjut dia, sebanyak 18 kelompok tani yang semuanya didampingi petugas penyuluh lapangan (PPL) dari 11 kecamatan memperoleh materi pola kemitraan tanaman tembakau dari petugas Dishutbun.
Selain itu, lanjutnya, rombongan kelompok tani dan PPL juga meninjau tanaman tembakau pola kemitraan seluas 10 hektare di Mbalongrejo, Kecamatan Sugihwaras.
Sementara itu, Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dishutbun Bojonegoro Khoirul Insan menambahkan pola kemitraan tanaman tembakau Virginia Voor Oosgt (VO) antara petani dengan pabrikan juga pengusaha tembakau di daerahnya sudah berjalan cukup lama.
"Pola kemitraan yang terluas dengan PT Gudang Garam. Hanya saja PT Gudang Garam menghentikan pola kemitraan karena stoknya masih mencukupi sejak dua tahun terakhir," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013