Oleh Royke Sinaga
Jakarta (Antara) - Kementerian BUMN menggalang 19 perusahaan milik negara untuk bersinergi membangun jalan tol di pinggir pantai yang membentang dari Jakarta hingga Surabaya.
"Untuk tahap awal kita meminta seluruh BUMN yang terlibat melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) yang ditargetkan rampung dalam 6 bulan ke depan," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, usai penandatanganan Nota Kesepahaman Persiapan Rencana Kerja Sama Pengusahaan Tol Atas Laut Jakarta-Surabaya, di Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis.
Ke-19 BUMN tersebut meliputi PT Jasa Marga Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk, PT Brantas Abipraya, PT Nindya Karya, PT Istaka Karya, PT Pelindo II, PT Pelindo III.
Selanjutnya, PT Semen Indonesia Tbk, PT Krakatau Steel Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank BNI Tbk, PT Bank BRI Tbk, PT Bank BTN Tbk, PT Jamsostek, PT Taspen.
Menurut Dahlan, karena rencana pembangunan jalan tol Jakarta-Surabaya ini masih bersifat studi, maka belum bisa diungkapkan kepada publik teknis pembangunannya termasuk berapa besar biaya yang akan diinvestasikan.
"Ini baru nota kesepahaman bahwa BUMN ini akan "keroyokan" untuk bersama-sama membangun tol Jakarta-Surabaya," ujarnya.
Ia menjelaskan, bahwa pembangunan jalan tol yang akan menyusuri garis pantai Pulau Jawa tersebut merupakan proyek mendesak yang harus direalisasikan.
"Sekarang kita minta studinya terlebih dahulu, kemudian setelah itu akan meminta izin kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat agar pelaksanaannya bisa lebih cepat," ujar Dahlan.
Ia mengakui, masalah terbesar yang dihadapi dalam pembangunan tol Jakarta-Jawa ini adalah soal pembebasan lahan.
Meski demikian, ia optimistis permasalahan itu bisa dilalui mengacu kepada penyelesaian pembangunan jalan tol Bali yang melintas di atas laut.
"Skema pembangunan persis sama dengan tol Bali," tegasnya.
Momentum
Lebih lanjut diutarakan mantan Dirut PT PLN ini, bahwa kemampuan BUMN menyelesaikan pembangunan jalan tol Bali sepanjang 12,7 kilometer dapat dijadikan momentum untuk membangun tol serupa di Pulau Jawa.
"Tol Bali yang dapat diselesaikan dengan waktu lebih cepat, dan dibiayai murni BUMN maka dapat dijadikan patokan untuk dapat membangun infrastruktur yang serupa di wilayah lainnya," tegas Dahlan.
Untuk itu, pendiri Jawa Pos Group ini meyakini bahwa proyek ini efektif mengatasi masalah kemacetan di beberapa wilayah di Pulau Jawa, sekaligus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional karena terjadi peningkatan infrastruktur.
Secara detil dia menambahkan, bahwa tol Jakarta-Surabaya tidak akan sama, karena di Pulau Jawa sebelumnya sudah ada beberapa jalan tol eksisting.
"Tinggal menyesuaikan saja, karena nanti ada tol baru yang dibangun berdekatan dengan tol yang sudah beroperasi sebelumnya. Ini yang juga harus dicarikan solusinya, dengan melibatkan Pemda setempat dan pengelola tol yang bersangkutan," ujar Dahlan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013