Kediri (Antara Jatim) - Serangan penyakit demam berdarah yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti di Kabupaten Kediri saat ini turun jika dibandingkan dengan awal tahun yang jumlah pasiennya sangat tinggi.
Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Etik Siti Rahayu, Sabtu mengatakan, penurunan pasien penyakit demam berdarah mulai terlihat sejak awal Mei 2013 lalu.
"Tren sudah mulai turun. Ini karena, curah hujan tidak begitu tinggi," katanya.
Ia menyebut, pada Januari 2013 penyakit demam berdarah menyerang 351 orang, Februari 219 orang, Maret 100 orang, April 77 orang, Mei 28 orang, Juni enam orang, dan Juli tiga orang. Secara keseluruhan, jumlah pasien yang meninggal dunia mencapai 11 orang, lebih banyak dibanding 2012 lalu dimana pasien yang meninggal hanya tujuh orang.
Etik menyebut, pengawasan terhadap serangan nyamuk ini harus diwaspadai, mengingat serangan ini tidak mengenal musim. Hal itu terlihat, dari kasus yang masuk, dimana baik saat penghujan ataupun kemarau masih ada pasien yang sakit akibat serangan nyamuk ini. Namun, serangan bisa saja meningkat, seiring dengan curah hujan tinggi. Banyak genangan air bersih yang merupakan media nyamuk untuk bertelur, pascaturun hujan.
Pihaknya terus mengintensifkan kerja dari para petugas juru pemantau jentik yang ada di setiap desa. Dalam satu desa, ada sekitar 10 petugas yang bertugas mengawasi kebersihan, sehingga bisa meminimalisir penyebaran nyamuk tersebut. Berdasarkan siklus, biasanya jumlah pasien sudah mulai meningkat sejak November sampai Januari tahun berikutnya. Hal itu karena curah hujan yang cukup tinggi.
Walaupun serangan cenderung turun, ia mengatakan masyarakat juga harus terus waspada. Mengantisipasi serangan penyakit itu, harus terus digalakkan kebersihan, terutama dengan 3 M yaitu menguras, menutup dan mengubur seluruh sampah ataupun benda yang bisa menampung air.
"Cuaca kadang tidak menentu. Untuk itu, kami terus meminta agar kebersihan dijaga, dengan program 3 M tetap dilakukan," katanya.
Walaupun serangan cenderung turun, Etik mengatakan pemerintah tetap menyediakan stok untuk membasmi nyamuk seperti bubuk abate ataupun malathion. Pada 2013 ini, pengadaan untuk obat pembasmi nyamuk berupa malathion mencapai 722 liter sementara bubuk abate mencapai 450 gram.
Namun, ia menegaskan pemkab baru akan melakukan "fogging" atau pengasapan atas permintaan serta jika ditemukan kasus. Warga diharapkan segera malapor jika ada kasus, sehingga warga sehat lainnya tidak ikut tergigit nyamuk itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013