Pamekasan (Antara Jatim) - Petugas Polres Pamekasan, Kamis (1/8) malam membubarkan sekelompok pemuda yang bermain petasan kaleng di tempat umum di dalam kota.
Aksi pembubaran dilakukan karena kegiatan mereka mengganggu ketertiban umum, yakni di sepanjang jalan protokol. Sebagian di antara para pemuda itu, juga ada yang bermain di depan masjid Jamik As-Syuhada Pamekasan, sehingga mengganggu umat Islam yang sedang tadarus Al Quran.
"Banyak warga mengeluhkan, sangat terganggu dengan kegiatan yang mereka gelar ini, terutama pengendara sepeda motor," kata Kasubag Humas Polres Pamekasan AKP Mariyatun.
Oleh karenanya, polisi menganggap perlu membubarkan kegiatan mereka. Disamping itu, permaian petasan kaleng yang digelar para pemuda itu, tidak terbatas waktu, yakni hingga tengah malam, sehingga mengganggu warga lain yang sedang beristirahat.
Petasan kaleng merupakan salah satu petasan yang terbuat dari kaleng bekas. Petasan kaleng ini mulai marak di Pamekasan akhir-akhir ini dan tidak berbahaya sebagaimana petasan yang banyak dijual di pasaran.
Masyarakat Pamekasan sendiri sering menyebut petasan yang terbuat dari kaleng ini dengan sebutan "dem-jedem" atau "mercon spiritus" karena bahan peledaknya dengan menggunakan spiritus.
Meski tidak berbahaya, namun petasan kaleng ini menimbulkan suara ledakan yang lebih nyaring dari petasan di pasaran.
"Kalau sedang naik sepeda motor yang ada anak-anak yang bermain di pinggir jalan petasan itu, pasti saya kaget, lebih kanget dari suama petasan biasanya," kata salah seorang pengendara sepeda motor, Habiburrahman.
Karena tidak berbahaya, di Pamekasan banyak orang dewasa yang juga bermain petasan kaleng ini, untuk sekedar meramaikan suasana setelah berbuka puasa.
"Yang menyebabkan permainan itu kita tertibkan, karena mereka kan bermain di tempat umum di pinggir jalan raya, dan yang paling meresahkan dan mendapat sorotan, karena kan mereka bermain hingga tengah malam, saat orang-orang sedang istirahat," kata Mariatun.
Jika, sambung dia, permaian petasan kaleng itu saat waktu-waktu tertentu, dan tidak mengganggu ketertiban umum dan umat Islam yang sedang tadarus Al Quran, polisi, kata dia akan memahaminya.
Permaian petasan kaleng atau yang disebut "dem-jedem" ini menarik minat warga Pamekasan, karena selain tidak berbahaya, harganya juga jauh lebih murah dibanting petasan biasa.
Bahkan, bisnis petasan kaleng ini mulai cenderung menggeser penjualan kembang api, karena hanya dengan uang Rp60 ribu mereka bisa bermain sepuasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013