Surabaya (AntaraJatim) - Sebanyak 50 kain Tenun Ikat Sumba Timur dipamerkan di Galeri Seni "House of Sampoerna" Surabaya pada 26 Juli hingga 29 Agustus 2013. "Banyak jenis tenun ikat yang memiliki beberapa warna dalam satu helai kain," kata koordinator pameran bertajuk 'Exotica of East Sumba', Swandajani, di Surabaya, Rabu. Dalam tenun ikat Sumba Timur, corak dan warna tidak hanya untuk keindahan visual semata, namun kandungan nilai filosofisnya mencerminkan keseharian hidup masyarakat Sumba Timur. "Kami menggelar pameran agar masyarakat lebih mengenal makna dan nilai spiritual motif-motif yang terekam dalam Tenun Ikat Sumba Timur," katanya. Misalnya, beragam warna menunjukkan proses pewarnaannya lebih lama, karena dilakukan setahap demi setahap sesuai jumlah warnanya. "Yang jelas, 50 tenun ikat Sumba Timur yang dipamerkan memiliki keunggulan pada motif, warna serta kekuatan ikatan tenun," katanya. Ia mencontohkan tenun Lau Pahudu dengan motif naga. Kemunculan motif naga pada tenun yang dibuat pada tahun 1970 itu karena adanya pengaruh budaya China yang masuk ke Indonesia. Begitu pula halnya dengan tenun Hinggi Kombu Burung Merak Satu Arah yang merupakan tenunan langka yang menggunakan teknik satu arah serta perpaduan warna yang rumit antara biru dan merah. "Motif bercorak burung merak searah dan corak burung pada tenun ini menggambarkan keanggunan, keindahan serta kewibawaan," katanya. Menurut dia, corak-corak yang banyak muncul pada tenun ikat Sumba Timur menggunakan figur-figur berupa manusia, pohon, tengkorak dan fauna seperti kuda, rusa, udang, naga, dan singa. "Masing-masing simbol pada tenun ikat memiliki makna tersendiri sehingga selain digunakan sebagai pakaian sehari-hari, tenun ikat ini juga digunakan sebagai kelengkapan upacara adat," katanya. Tenun ikat pada masyarakat Sumba Timur juga kerap digunakan sebagai alat tukar bernilai ekonomis, bahkan menjadi cermin strata sosial masyarakat dan harta keluarga yang bernilai tinggi. "Total waktu yang diperlukan untuk membuat sebuah tenun ikat Sumba kurang lebih mencapai delapan bulan. Inilah yang berdampak pada tingginya harga jual tenun ikat Sumba Timur di pasaran," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013