Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, tidak mengeluarkan air Waduk Pacal karena tidak ada permintaan air dari petani yang menanam padi di daerah irigasinya. "Hujan yang turun akhir-akhir ini mampu mencukupi kebutuhan tanaman padi petani di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro , Mucharom, Rabu. Hal senada disampaikan Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) Dinas Pengairan Bojonegoro Hefdi Taufik yang ditemui terpisah. "Air Waduk Pacal tidak dikeluarkan sejak 19 Mei lalu, sebab tidak ada permintaan air dari para petani," katanya, menegaskan. Sebelumnya, katanya, air waduk peninggalan Belanda itu dikeluarkan sebesar 5 meter kubik untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi seluas 20 ribu hektare, di antaranya di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen, Sumberrejo dan kecamatan lainnya sejak 2 Mei. "Air yang dikeluarkan di jaringan irigasi Waduk Pacal ada juga yang dipompa petani untuk mengairi areal tanaman padinya yang tidak masuk jaringan," ujarnya. Lebih lanjut Hefdi menjelaskan pengeluaran air Waduk Pacal sebesar 5 meter kubik/detik itu, mengakibatkan debit air Waduk Pacal yang semula penuh dengan kapasitas sekitar 24 juta meter kubik menjadi berkurang. Ia menyebutkan ketinggian air pada papan duga di Waduk Pacal yang semula maksimal mencapai 116 meter turun menjadi 113,95 meter dengan kapasitas air sekitar 19 juta meter kubik per 29 Mei. "Tanaman padi di daerah irigasinya rata-rata sekitar 50 hari, bahkan sudah ada yang akan panen, sehingga sudah tidak banyak membutuhkan air," paparnya. Baik Hefdi maupun Mucharom memperkirakan debit air Waduk Pacal masih berpeluang bertambah lagi, sebab sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mei ini masih turun hujan. "Yang jelas tanaman padi seluas 20 ribu hektare lebih pada musim tanam (MT) II tidak akan kekurangan air, sebab masih ada hujan juga stok air di Waduk Pacal masih mencukupi," tuturnya. Namun, katanya, para petani di daerah irigasinya setelah panen tanaman padi MT II ini sebaiknya tidak lagi menanam padi agar tidak kekurangan air. "Seyogyanya pada musim kemarau petani menanam palawija," ucapnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013