Malang (Antara Jatim) - Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Malang Hariyanto menyatakan pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TNC) untuk mengamankan tingkat elevasi Waduk Sutami agar pada akhir Mei nanti bisa memenuhi pola pengaturan air sesuai ketentuan, yakni 96,5 m3/detik.
"Jika kita tidak mengupayakan penambahan elevasi air di sejumlah waduk yang ada di bawah pengelolaan Perum Jasa Tirta (PJT) I melalui TMC, akan mengancam ketersediaan di Jatim," kata Hariyanto di Malang, Jumat.
Disela-sela penandatanganan naskah kerja sama antara Unit Pelakasa teknis (UPT) Hujan Buatan Badan pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Perum PJT I dan Lanud Abd Saleh Malang Hariyanto mengakui jika dalam beberapa bulan terakhir ini tingkat elevasi dan air yang masuk (inflow) terus menurun.
Sehingga, lanjutnya, tidak sebanding dengan air yang keluar (outflow), sehingga ketersediaan air di sejumlah waduk terus menurun.
Pola yang diharapkan paling tidak bisa mencapai 96,5 meter3/detik, namun saat ini baru mencapai 75,5 meter3/detik. Sehingga masih minus cukup signifikan.
Jika kondisi itu dibiarkan dan tidak dilakukan penanganan, katanya, sejumlah wilayah akan terancam krisis air. Oleh karenanya, sebelum akhir Mei harus ada rekayasa cuaca untuk menambah frekuensi hujan yang pada akhirnya mampu menambah elevasi air di sejumlah waduk.
Pada akhir Mei mendatang, elevasi air di sejumlah waduk, khususnya Waduk Sutami harus mampu mencapai angka 272,71 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dan, saat ini baru mencapai angka 271,7 mdpl. "Kami optimistis mampu mengamankan elevasi yang ditetapkan itu," tegas Hariyanto.
Sementara itu Kepala UPT Hujan Buatan BPPT F Heru Widodo mengatakan peluang uap air yang mampu menimbulkan hujan di Jatim masih memungkinkan untuk dilakukan TMC, sehingga pihaknya menjadwalkan hingga 20 hari ke depan.
Sesuai program, katanya, tim TMC akan terbang menyemai awan dengan sejumlah partikel higroskopik (garam berbentuk serbuk halus dalam ukuran orde mikro) selama 40-45 jam dalam kurun waktu 20 hari, mulai Kamis (9/5) hingga khir Mei nanti.
"Kita menangkap peluang untuk menambah elevasi air waduk dengan waktu yang masih memungkinkan sebelum musim hujan benar-benar berakhir dan berganti ke musim kemarau," tandasnya.
Dana yang disiapkan PJT I untuk pelaksanaan TMC selama 20 hari tersebut sebesar Rp2,2 miliar. Sedangkan TMC yang dilaksanakan November 2012 dianggarkan sebesar Rp3 miliar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013