Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemkab Bojonegoro, Jatim, segera mengirimkan rencana induk pembangunan lapangan terbang khusus kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk dijadikan bahan kajian. "Pemkab segera mengirimkan rencana induk rencana pembangunan lapangan terbang khusus sesuai permintaan Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat," kata Bupati Bojonegoro Suyoto, Rabu. Ia menyampaikan hal itu menanggapi surat yang diterima dari Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat tertanggal 28 Maret 2013 menanggapi surat yang pernah disampaikan pemkab mengenai usulan rencana pembangunan lapter khusus. Di dalam surat yang ditandatangani Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti itu, menurut Suyoto, pada prinsipnya studi kelayakan pembangunan lapter khusus di wilayahnya bisa diproses lebih lanjut dengan memperhatikan lokasi lapter. Masih sesuai surat Dirjen Perhubungan Darat No. AU.101/2/8/DRJU.D8U-2013, menyebutkan, rencana pembangunan lapter khusus di Bojonegoro memiliki keterbatasan ruang udara terhadap lapangan terbang Ngloram, Cepu, Jawa Tengah. Selain itu, lapter itu juga berbatasan dengan wilayah Pangkalan Udara Iswahyudi Madiun. Mengenai lokasi lapter yang berdekatan dengan Pangkalan Udara Iswahyudi, jelas Suyoto, pihaknya sudah memperoleh surat dari Kepala Staf Angkatan Udara No. B/468/X/2011 tertanggal 31 Oktober 2011 yang berisi tidak keberatan dengan rencana pembangunan lapter. Bahkan, lanjut dia, TNI AU meminta landasan pacu lapter yang semula direncanakan hanya 1,8 kilometer diperpanjang menjadi 2 kilometer. Yang jelas, lanjutnya, pemkab akan terus memproses rencana pembangunan lapter khusus di wilayahnya, apalagi Pemprov Jatim juga mendukung pembangunan lapter khusus, selain TNI AU. Sesuai rencana, pembangunan lapter khusus akan dikerjakan investor dengan perkiraan biaya mencapai Rp200 miliar lebih menempati tanah milik Perhutani seluas 150 hektare di Desa Kunci, Kecamatan Dander dan Desa Sampang, Kecamatan Temayang. Sementara ini, investor juga sedang memproses tukar guling tanah Perhutani seluas 150 hektare dengan tanah pengganti seluas 500 hektare di Blitar. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013