Gresik (Antara Jatim) - Puluhan warga di Kawasan Indro, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, berebut tumpahan minyak goreng dari perusahaan minyak PT Wilmar Nabati Indonesia yang mengalami kebocoran pada pipa produksinya.
Salah satu warga, Siti Nurjanah, Selasa, mengatakan tumpahan minyak milik perusahaan yang berlokasi di Jalan Kapten Darmo Sugondo 56 Gresik itu, terjadi hingga ke tepian pantai di wilayah Karangkiring dan Indro.
"Minyak goreng yang tumpah akibat pipa produksi bocor itu hingga keluar ke belakang pagar tembok pabrik, sehingga diperebutkan warga," katanya.
Ia menjelaskan minyak yang tumpah itu bercampur dengan air, sehingga warga terpaksa mengambil dengan cara menyerok atau menyendok tumpahan minyak kemudian dipisahkan lalu dikumpulkan dalam jerigen.
"Ada warga yang membawa terpal untuk menampung minyak tumpahan itu, serta ada juga yang menampung menggunakan drum plastik," katanya.
Ia menjelaskan, kebocoran minyak diketahui warga sejak Senin malam, namun puluhan warga baru berdatangan ke lokasi dekat pabrik pada Selasa pagi. "Minyak itu kita jual ke pengepul seharga Rp7.000/botol, atau Rp105.000/15 liter," katanya.
Menanggapi hal itu, Humas PT Wilmar Nabati Indonesia Ahmad Wahib mengakui jika terjadi kebocoran pada pipa produksinya.
Ia menjelaskan kebocoran itu terjadi pada pipa yang dibuat untuk percobaan pembuatan minyak. Meski demikian minyak yang bocor itu merupakan minyak yang siap pakai dengan kualitas A.
"Minyak yang bocor itu merupakan minyak kualitas ekspor, dan merupakan minyak yang sudah siap dipasarkan," katanya.
Ia mengatakan total minyak yang tumpah diperkirakan mencapai 500 hingga 1.000 liter, dengan nilai kerugian sekitar Rp20 juta sampai Rp25 juta.
Meski demikian, Wahib mengaku tumpahan minyak itu tidak berbahaya bagi lingkungan sebab masih berada di wilayah aman pabrik PT Wilmar Nabati Indonesia.
"Sore ini sudah berhenti kebocorannya. Selain itu, minyak yang bocor tidak berbahaya sebab sudah diperhitungkan kebocorannya akan masuk di wilayah aman pabrik, atau di wilayah hutan Mangrove seluas 1,3 hektare milik pabrik," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013