Surabaya (AntaraJatim) - Pendiri dan mantan Pemimpin Redaksi Harian Islam "Republika" Dr Zaim Uchrowi dan inspirator "Sukses Mulia" Jamil Azzaini memotivasi ratusan anak yatim saat merayakan milad ke-19 dari Yayasan Yatim Mandiri. "Sukses itu bukan kaya seperti Menteri BUMN Dahlan Iskan, berkuasa seperti Presiden SBY, pintar seperti mantan Presiden BJ Habibie, atau terkenal seperti komedian Tukul Arwana, tapi lebih dari itu," katanya dalam sarasehan yayasan itu di Surabaya, Sabtu. Dalam sarasehan bertajuk "Sinergi Membangun Kemandirian Anak Bangsa" yang juga menampilkan pakar ekonomi Islam Dr Ari Moduto itu, Ketua Dewan Pengawas Perum LKBN Antara itu mengemukakan sukses itu bermula dari doa, cita-cita, kerja keras, kerja sama, dan hijrah. "Tapi, ciri sukses adalah 5-B, yakni bertambah, berimbang, berkah, bahagia, dan berkelanjutan. Artinya, kalau saya di tahun ini bertambah kaya, maka saya sukses, sebaliknya kalau kekayaan Aburizal Bakrie pada tahun ini justru minus, maka dia tidak sukses," katanya. Menurut penulis buku "Karakter Pancasila" itu, Islam dan Pancasila juga merupakan "pintu sukses", karena berdoa itu dalam Pancasila ibarat Ketuhanan Yang Maha Esa, namun dalam Islam ibarat syahadat. "Untuk bercita-cita dalam Pancasila ibarat Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sedangkan dalam Islam ibarat shalat. Jadi, sukses itu ada pedomannya dalam Islam yakni doa, cita-cita (mimpi), kerja keras, kerja sama, dan berhijrah," katanya. Sementara itu, Inspirator "Sukses Mulia" Jamil Azzaini menyebut kunci sukses hidupnya adalah bintang terang, lingkungan positif, dan berani ambil risiko. "Bintang terang adalah cita-cita yang harus dicapai. Target harus ditulis, terus menerus, untuk membakar semangat, sedangkan lingkungan positif memberi kekuatan, jadi hindari lingkungan negatif yang setiap hari melemahkan semangat mencapai bintang terang," katanya. Sementara itu, berani mengambil risiko justru mengajarkan kita tahu banyak cara berkelit dari kegagalan. "Kalau kita mampu melipatgandakan keinginan 'menjadi' dan menggerakkan potensi intelektual, emosional, dan spiritual, maka kita akan sukses," katanya. Dalam kesempatan itu, Pembina Yatim Mandiri Nur Hidayat menegaskan bahwa menjadi yatim bukanlah musibah atau akhir kehidupan, karena yatim justru merupakan "cara" Allah SWT membuat seseorang menjadi hebat. "Banyak tokoh dan pemimpin dunia yang awalnya yatim, seperti Nabi Muhammad SAW, Imam Hambali, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii, atau kalau sekarang adalah Nelson Mandela. Semua yatim, tapi mereka bangkit dan akhirnya memimpin," katanya. Dalam kesempatan itu, ia melontarkan rencana Yayasan Yatim Mandiri mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Islam sebagai pengembangan dari SMP dan SMA "Insan Cendekia Mandiri Boarding School" yang dimiliki selama ini. Acara sarasehan itu dimeriahkan oleh pameran kreatif kemandirian dari unit usaha para Bunda Yatim binaan Yatim Mandiri, Mitra Yatim Mandiri, Mandiri Entrepreneur Center, Insan Cendekia Mandiri Boarding School dan lainnya. Selain itu juga digelar lomba karya ilmiah sebagai bentuk partisipasi masyarakat umum terhadap kemandirian anak bangsa melalui pemikirannya. Lomba karya ilmiah tersebut telah dibuka sejak sebulan yang lalu sehingga pemenangnya diumumkan pada Sabtu (30/3). "Tujuan dari seluruh rangkaian kegiatan ini adalah untuk menjawab tantangan globalisasi dalam memandirikan anak bangsa. Salah satunya yaitu dengan cara membuat gerakan mencetak 10.000 Yatim Entrepreneur di Tahun 2030 dan membantu anak-anak yatim dengan berbagai program Yatim Mandiri," kata Ketua Panitia Milad Yatim Mandiri, Ahmad Ghozali. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013