Surabaya (Antara Jatim) - "Logos Institute" Surabaya membantu para dokter di berbagai daerah di Indonesia untuk menangani pasien yang ingin berhenti merokok maupun mereka yang memiliki penyakit lainnya lewat terapi teknik pembebasan emosi secara spiritual atau SEFT.
"Beberapa hari lalu kami melatih 54 kepala rumah sakit paru se-Indonesia untuk menguasai teknik SEFT ini yang diharapkan dapat digunakan untuk menangani pasien yang ingin berhenti merokok. Pelatihan itu diselenggarakan di Batu, Jatim," kata Direktur Logos Institute Dr Syarif Tahyib, MSi di Surabaya, Selasa.
Ia mengemukakan metode "Spiritual Emotional Freedom Technique" (SEFT) yang di Indonesia dikembangkan oleh Ahmad Faiz Zainuddin itu sangat efektif untuk menangani seseorang yang ingin berhenti merokok. Teknik dengan cara mengetuk-ngetuk titik-titik akupunktur di tubuh pasien itu juga dipelajari oleh 200 lebih tenaga medis dan dokter di puskesmas di Surabaya.
"Kalau di Surabaya pelatihan untuk tenaga medis di puskesmas itu untuk mendukung Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR), sementara untuk pelatihan bagi para kepala rumah sakit paru dimaksudkan untuk mendukung pembebasan masyarakat dari penyakit tuberkolosis," kata dosen IAIN Sunan Ampel ini.
Saat ini, katanya, sejumlah puskesmas di Kota Surabaya sudah membuka klinik khusus yang menangani masyarakat yang ingin berhenti merokok dengan menggunakan terapi SEFT.
Ia mengemukakan bahwa seseorang yang kecanduan rokok kemudian ingin berhenti melalui terapi SEFT biasanya akan merasa mual dan muntah jika mengisap rokok setelah diterapi. Teknik terapi ini dinilai efektif karena lengsung menyentuh ke titik-titik syaraf seseorang yang mengalami masalah, termasuk kecanduan merokok atau kecanduan lainnya, seperti narkoba.
"Selain menekan atau mengetuk titik-titik syaraf, teknik ini juga memadukan aspek spiritual, yakni percaya, ikhlas dan bersyukur. Jadi setiap pasien diminta untuk mengikhlaskan apa yang terjadi pada dirinya, termasuk mengikhlaskan penyakit yang ada pada tubuhnya," kata Ketua Yayasan Al Madinah itu.
Logos Institute sendiri menargetkan 5 juta SEFTer (sebutan untuk praktisi SEFT) di Indonesia. Para SEFTer itu diharapkan dapat memberdayakan diri dan orang di sekitarnya lewat pembebasan hambatan-hambatan emosional untuk maju. Dari target tersebut, saat ini baru tercapai sekitar satu juta SEFTer di Indonesia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013