Pamekasan - Korp Alumni HMI (Kahmi) Madura, Jawa Timur, mengharapkan Kongres ke-28 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Jakarta bisa menghasilkan rekomendasi yang bersifat solusi terhadap persoalan umat dan bangsa. "Kami berharap rekomendasi yang dihasilkan Kongres HMI kali ini bisa memberikan sumbangan solutif dalam menyeleasaikan persoalan umat dan bangsa ini. Apalagi Kongres kali ini digelar di saat situasi politik nasional sedang memanas," kata juru bicara Kahmi Madura, Azis Maulana kepada Antara per telepon, Selasa malam. Azis mengatakan, rekomendasi yang solutif sangat dibutuhkan, sebagai bentuk realisasi dari tujuan HMI, yakni terwujudnya insan akademis yang bernafaskan Islam, serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Untuk mencapai tujuan itu, kata dia, maka diperlukan pola pikir yang matang berdasarkan ketentuan dan garis-garis besar haluan organisasi. Selanjutnya sikap objektif dengan tetap menjaga independensi organisasi. "Kalau objektivitas dan sikap independen dikedepankan, maka saya yakin rekomendasi yang akan dihasilkan nantinya bisa bersifat solutif," kata Azis Maulana. Mantan Ketua HMI Cabang Pamekasan ini menjelaskan Kongres ke-28 HMI saat ini memang sedang bersamaan dengan adanya persoalan "politisasi hukum" yang dihadapi mantan ketua umum organisasi itu. Akan tetapi, kata Azis Maulana, kurang tepat apabila masalah yang menimpa mantan ketua umum HMI itu lalu menjadi landasan kebijakan organisasi, apalagi menyatakan dukungan. Hal yang juga perlu diperhatikan bahwa para aktivis dan mantan ketua umum HMI tidak hanya di partai politik tertentu, tetapi menyebar ke semua partai, seperti Golkar, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Amanat Nasional (PAN), PPP dan sejumlah partai politik lainnya. Dalam bidang peningkatan intelektual kader, Kahmi Madura berharap agar organisasi ini bisa meningkatkan tradisi intelektual dalam pola perkaderan, sebab selain organisasi perjuangan, HMI juga merupakan organisasi kader. "Akhir-akhir ini tradisi intelektual di HMI cenderung mulai memudar dan para aktivis HMI lebih banyak yang bersifat pragmatis. Kami berharap pada Kongres kali ini ruh untuk mengembalikan tradisi intelektual HMI kembali terbangun," kata Azis Maulana. Kongres ke-28 HMI digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur sejak tanggal 15 Maret 2013 dan akan berlangsung hingga 20 Maret 2013. Kongres organisasi mahasiswa tertua yang didirikan Lafran Pane pada 5 Februari 1947 ini diikuti utusan dari 280 cabang dari seluruh Indonesia, termasuk perwakilan cabang khusus Malaysia. Berbeda dengan organisasi mahasiswa lainnya, HMI merupakan organisasi mahasiswa yang independen, bukan berlatar belakang kelompok atau aliran organisasi ke-Islam-an tertentu. Demikian juga dengan afiliasi politik organisasi mahasiswa ini. Sejumlah mantan aktivis HMI bahkan tersebar di sejumlah ormas Islam dan partai politik, seperti Ferry Mursyidan Baldan dan Akbar Tanjung di Partai Golkar, Yusril Ihza Mahendra di Partai Bulan Bintang, serta Anas Urbaningrum dan Marzuki Alie di Partai Demokrat. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013