Bojonegoro (Antara Jatim) - Camat Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jatim Subiyono memperkirakan kerugian banjir bandang yang melanda Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang akibat jebolnya tanggul Kali Sugihan, mencapai Rp600 juta.
"Kerugian terbesar disebabkan banyak gabah warga yang hanyut, juga harta milik warga seperti TV hilang terbawa banjir bandang," katanya di lokasi kejadian, Selasa.
Ia menjelaskan, Desa Kedungsumber dilanda banjir bandang dua kali berturut-turut pada Senin (18/3) dan Selasa (19/3). Kejadian banjir yang pertama berawal dari jebolnya tanggul Kali Sugihan sepanjang 600 meter lebih yang tidak mampu menampung air hujan.
Kejadian banjir bandang pertama dan kedua, lanjutnya, sama-sama membawa lumpur hingga menyisakan kotoran setebal 0,50 meter yang masuk ke rumah warga juga menutup jalan raya di desa setempat. Banjir bandang pertama ketinggian airnya mencapai 1 meter lebih, sedangkan banjir bandang kedua lebih kecil sekitar 0,50 meter.
"Banjir bandang yang pertama dan kedua sama-sama membawa lumpur yang berasal dari tanggul yang jebol," kata dia menjelaskan.
Sementara itu, puluhan anggota Kodim 0813 Bojonegoro, Satpol PP, bersama warga setempat bergotong royong membersihkan lumpur yang menutupi jalan raya yang menghubungkan Bojonegoro-Nganjuk di desa setempat.
Pengerukan lumpur yang memenuhi jalan, selain dilakukan dengan mempergunakan cangkul, juga memanfaatkan dua alat berat "backhoe" milik pemkab.
"Jalan di sini sejak pagi sudah bisa dilalui kendaraan bermotor roda dua dan empat, akan tetapi harus hati-hati, sebab jalannya licin," jelas anggota Kodim 0813 Bojonegoro Kapten Inf. Samidi.
Seorang warga di Desa Sugihan, Kecamatan Temayang Saeran (63), mengaku, dua buah TV berwarna milik keluarganya hanyut terbawa banjir bandang.
Selain itu, jelas dia, banjir bandang juga menghanyutkan gabah miliknya sekitar 20 sak lebih dan hanya sebagian kecil gabahnya yang bisa diselamatkan.
"Banyak gabah milik warga yang hanyut dibawa banjir bandang, karena datangnya air mendadak dengan ketinggian air yang masuk rumah 1 meter lebih," Ny. Saeran. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013