Surabaya (AntaraJatim) - Kepala Otoritas Pelabuhan III, I Nyoman Gde Saputra menilai, upaya revitalisasi alur pelayaran barat Surabaya berupa pelebaran dan pendalaman alur tersebut masih berjalan lambat karena sampai sekarang prosesnya belum ada kejelasan. "Saat ini prosesnya masih pada tahap pembukaan lelang tender kedua," katanya di Surabaya, Senin. Apalagi, ungkap dia, pada tahapan lelang tender pertama tidak ada yang memenuhi persyaratan, sehingga harus dilakukan lelang ulang oleh Kantor Pusat Perhubungan Laut. Saat itu, ada sekitar tujuh perusahaan baik dari dalam maupun luar negeri yang ikut. "Dari jumlah tersebut, lima perusahaan dalam negeri dan dua perusahaan asing asal China dan Inggris. Tapi, ketika proses verifikasi ternyata semuanya gugur karena tidak memenuhi persyaratan dan di antaranya harus berstatus Badan Usaha Kepelabuhan (BUP)," ujarnya. Kalau pada lelang kedua tidak ada yang memenuhi persyaratan, prediksi dia, mereka akan melakukan penunjukkan yang akan ditekankan pada perusahaan dalam negeri. "Jika melihat proses lelang pertama, hanya PT Pelindo III (Persero) yang mendekati persyaratan dan itu akan dikaji lebih dulu," tegasnya. Kendala lainnya, tambah dia, dikarenakan faktor adanya pipa gas dan kabel listrik Jawa Bali. Bahkan, sampai sekarang Otoritas Pelabuhan III belum mendengar kesiapan PLN untuk memindah kabel tersebut. "Untuk mengantisipasi hal itu, kami sudah mengusulkannya ke pusat. Namun, hingga kini masih belum ada kepastiannya dan semoga sedang diproses," katanya. Khusus keberadaan pipa gas peninggalan Kodeco Energy Co., Ltd, sebut dia, memang sampai saat ini ada kesanggupan pemindahannya dari PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (WMO). Pihaknya berharap kedua perusahaan itu bisa segera memindahkan pipa dan kabelnya masing-masing sehingga ketika pemenang proyek sudah ada bisa langsung mewujudkan target pekerjaan mereka. "Sesuai rencana, APBS yang memiliki lebar sekitar 90 meter akan dilebarkan menjadi 150 meter. Kedalamannya akan ditambah dari posisi saat ini yang hanya 8,5 'low water spring' (LWS) menjadi 14 LWS," tuturnya. Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Pelindo III (Persero), Djarwo Surjanto, optimistis, refvitalisasi APBS baik pendalaman maupun pelebarannya dapat dilaksanakan segera. "Apalagi, kami siap mengoperasikan Terminal Multipurpose Teluk Lamong pada bulan April 2014. Kalau saat itu APBS masih tetap seperti sekarang, pengoperasian Teluk Lamong percuma," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013