Bangkalan - Calon bupati Bangkalan, Madura, KH Imam Bukhori Kholil meminta polisi mengusut secara tuntas dan segera menangkap pelaku pembacokan pendukungnya yang terjadi, Jumat. "Pembacokan ini jelas bernuansa politis, karena korban adalah koordinator lapangan dalam aksi yang kami gelar, tadi pagi di DPRD Pamekasan menolak pelantikan Makmun Ibnu Fuad," kata KH Imam Bukhori Kholil, saat menjengut korban di RSD Ambami Syarifah Rato Ebu Bangkalan, Jumat malam. Korban pembacokan pendukung KH Imam Bukhori Kholil itu bernama Muzakki. Ia merupakan korlap aksi saat berunjuk rasa menolak pelantikan bupati terpilih Bangkalan Makmun Ibnu Fuad, karena diduga terlibat perbuatan mesum dengan perempuan yang bukan muhrimnya. Menurut Imam, selain itu, yang juga menjadi pertimbangan sehingga ia menduga kuat bahwa peristiwa pembacokan tersebut bernuansa politis, karena saat aksi itu, Muzakki sempat terlibat kericuhan dengan pendukung Makmun Ibnu Fuad di kantor DPRD Bangkalan. "Makanya kami meminta polisi bisa segera menangkap pelaku, termasuk aktor atau orang menyuruh membacok MUzakki ini," kata Imam Bukhori. Peristiwa pembacokan yang menimpa pendukung KH Imam Bukhori Kholil yang juga korlap aksi dalam unjuk rasa menolak pelantikan bupati terpilih Makmun Ibnu Fuad itu terjadi, saat yang bersangkutan hendak pulang ke rumahnya di Kecamatan Modong. Sesampainya di Desa Karang Anyar, Kecamatan Kwanyar, korban dibacok dari arah belakang oleh orang tak dikenal yang juga mengendarai sepeda motor dan mengalami luka di lengan sebelah kanan. Beberapa teman korban yang saat itu bersamanya berupaya untuk menolong dan menangkap pelaku, namun kehilangan jejak. Korban selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit Bangkalan, namun karena lukanya sangat parah, selanjutnya dirujuk ke rumah sakit PHC Surabaya. Kapolres Bangkalan AKBP Endar Priantoro membenarkan adanya pembacokan korlap aksi yang pada Jumat (1/3) pagi berunjuk rasa menolak pelantikan bupati terpilih Makmun Ibnu Fuad itu. "Memang ada peristiwa itu, dan kami masih melakukan penyelidikan," kata Endar Priantoro menjelaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013