Bojonegoro - Ribuan pengungsi korban banjir luapan Bengawan Solo di Bojonegoro, Selasa, semuanya sudah kembali ke rumahnya, setelah luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu surut. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Kasiyanto mengatakan, sebanyak 4.876 jiwa korban banjir Bengawan Solo yang berada di sejumlah lokasi sudah kembali ke rumahnya yang sudah tidak terendam air. Para pengungsi itu, jelas dia, merupakan warga di sejumlah desa di Kecamatan Kota, Dander, Trucuk, Kalitidu yang menempati lokasi pengungsian baik di atas tanggul Bengawan Solo juga di gedung Serbaguna milik pemkab. "Para pengungsi berangsur-angsur meninggalkan lokasi pengungsian sejak Senin (18/2) malam hari hingga pagi ini," paparnya. Ia menjelaskan, pihaknya telah menyalurkan sebanyak 580 paket sembako masing-masing paket berisi beras 5 kilogram, minyak curah 2 liter, mi instan juga makanan yang lainnya. Selain itu, lanjut dia,juga bantuan 286 paket makanan siap saji yang disalurkan kepada para pengungsi di sejumlah lokasi. "Makanan siap saji itu bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa makanan kaleng, juga yang lainnya," ucapnya. Meskipun banjir surut, menurut Kasiyanto, kewaspadaan tetap dilakukan dengan membuka posko bersama yang melibatkan berbagai pihak terkait. "Sesuai jadwal posko bersama terakhirnya akhir Februari atau awal Maret, melihat situasi dan kondisinya," katanya. Sesuai data di BPBD, banjir luapan Bengawan Solo merendam 114 desa yang tersebar di 13 kecamatan di antaranya Kecamatan Kota, Trucuk, Dander, Balen, Kalitidu, Dander, Kanor dan Baureno. Warga yang terdampak sebanyak 5.069 kepala keluarga (KK), di antaranya sebanyak 4.876 jiwa mengungsi. Banjir juga merendam areal tanaman padi seluas 4.390 hektare, palawija 569 hektare, juga prasarana dan sarana umum lainnya, termasuk jalan desa. "Kerugian kami perkirakan mencapai Rp4,9 miliar lebih dengan kerugian terbesar rusaknya tanaman padi," jelas Kasi Kesiapsiagaan BPBD Suhadi.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013