Bojonegoro - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan penyebab banjir Bengawan Solo karena tingginya curah hujan di Bojonegoro dan di daerah hulu. "Curah hujan di Bojonegoro di atas normal mencapai 133 mm, juga di daerah hulunya dengan durasi yang panjang, sehingga mengakibatkan banjir Bengawan Solo, juga anak sungainya," kata Kasi Operasi Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Kamis. Ia mengaku juga memperoleh laporan curah hujan di Ngawi, Magetan, Madiun, juga tinggi di atas 100 mm, dalam dua hari terakhir. Tingginya curah hujan itu, lanjutnya, berpotensi menambah debit banjir di daerah Bengawan Solo hilir Jatim, mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik. "Seperti di Ponorogo curah hujannya juga tinggi berlangsung selama setengah hari, ya jelas akan menambah debit Bengawan Solo," katanya menegaskan. Dengan demikian, menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo di daerah hilir Jatim, sangat berpotensi masih akan terus merangkak naik. "Perhitungan kami, ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro bisa mencapai 15,00 meter (siaga merah)," paparnya. Pemantauan yang dilakukan, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, mencapai 14,83 meter (siaga II), Kamis pukul 12.00 WIB dan di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro, dalam waktu bersamaan 27,73 meter. Ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, juga masih terus meningkat mencapai 7,40 meter (siaga II) pukul 09.00 WIB. "Bengawan Solo di Solo Jawa Tengah tidak ada laporan terjadi banjir," ucapnya menambahkan. Sementara itu, ketinggian air Bengawan Solo di Babat 7,58 meter (siaga III), Plangwot/Laren 5,42 meter (siaga II), keduanya di Lamongan. "Yang jelas ketinggian air Bengawan Solo di Tuban, Lamongan juga Gresik masih terus bertambah dalam beberapa hari ini," ujarnya. Secara terpisah Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ Budi Mulyono menyatakan pihaknya masih melakukan pendataan dampak meluapnya Bengawan Solo di wilayahnya. "Kami masih belum bisa merinci dampak banjir, baik menyangkut pemukiman warga, juga areal pertanian," ujarnya. Meski demikian ia memperkirakan dampak meluapnya Bengawan Solo, telah meredam pemukiman warga, areal pertanian di sejumlah desa, di antaranya di Kecamatan Kota, Kanor, Balen, Baureno, Kalitidu dan Trucuk. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013