Pamekasan - Dinas Pertanian Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, membentuk tim tanam dengan metode "System of Rice Intensification" sebagai upaya meningkatkan produksi pertanian di wilayah itu.
"Saat ini tim tanam padi dengan metade SRI ini masih terbentuk di Kecamatan Kota Pamekasan dan selanjutnya akan menyebar di semua kecamatan," kata Kepala Dinas Pertanian Pamekasan Isye Windarti, Rabu.
Isye menjelaskan, metode tanam "SRI" adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara.
Metode ini terang Isye, terbukti telah berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 50 persen bahkan di beberapa tempat ada yang mencapai lebih dari 100 persen.
Menurut dia, teknik "SRI sendiri telah berkembang di 36 negara antara lain Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Cina, Nepal, Srilanka, Gambia, Madagaskar termasuk di Indonesia.
Dalam budidaya padi dengan metode "SRI" itu, menurut Isye Windarti, ada beberapa prinsip yang menjadi ketentuan. Antara lain, tanam bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah sebar (hss), yakni ketika bibit masih berdaun 2 helai.
"Yang kedua adalah tanam bibit satu lubang satu batang dengan jarak tanam biasa 25 cm x 25 cm, 30 cm x 30 cm atau legowo 2," katanya menjelaskan.
Menurut Isye Windarti, metode tanam seperti ini di Pamekasan awalnya ditentang oleh para petani, karena dinilai justru akan menghambat produksi, karena dalam satu lubang hanya satu bibit saja.
Akan tetapi, sambung dia, setelah petani mengetahu bukti hasil produksinya, justru mereka tertarik, bahkan meminta bantuan dinas untuk memberikan pelatihan khusus.
Selanjutnya, dalam metode tanam "SRI" itu, pemindahan tanam harus hati-hati karena batang masih lemah dan akar tidak putus dan ditanam tidak dalam.
"Ketentuan beriktnya yang harus diperhatikan dalam pola tanam 'Sri' ini adalah pemberian air maksimal 2 cm dengan cara intermitten (berselang)," katanya menjelaskan.
Pada proses penyiangan harus dilakukan sejak awal, yakni pada umur 10 hari dan diulang sampai 3 kali dengan interval waktu selama 10 hari.
Dalam hal penggunaan pupuk, pada metode tanam "SRI" ini kata Isye Windarti harus diupayakan menggunakan pupuk organik.
Menurut Isye Windarti, ada beberapa kelebihan jika petani menggunakan metode tanam ini dibandingkan dengan tanam padi secara biasa atau konvensional.
Selain tanaman hemat air, hemat biaya, karena tidak perlu menanam banyak benih dengan pola satu lubang satu tanaman, juga akan menghemat waktu karena panen lebih awal.
"Secara otomatis, produksi juga jelas akan meningkat," katanya menjelaskan.
Kepala Dinas Pertanian Isye Windarti lebih lanjut menjelaskan, saat kelompok tanam padi terdidik binaan Disperta Pamekasan sudah banyak diminati petani Pamekasan, saat mereka akan menanam padi mereka.
"Makanya kami berencana melakukan pembinaan lanjutan dengan membentuk kelompok tanam baru, minimal dalam satu kecamatan satu kelompok," katanya menjelaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013