Bojonegoro - Ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, merangkak naik akibat pengaruh hujan lokal di daerah setempat dan wilayah Ngawi pada malam tahun baru 2013.
Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Selasa, Dimas, mengatakan, debit air Bengawan Solo di mulai menunjukkan kecenderungan meningkat dalam sehari terakhir ini.
Dari pemantauan yang dilakukan, ketinggian air pada papan duga Bengawan Solo di Karanganongko, Kecamatan Ngraho--sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro--, yang semula hanya sekitar 22 meter, meningkat menjadi 24,89 meter pukul 06.00 WIB.
"Ketinggian air di Karangnongko masih terus merangkak naik dan ketinggiannya menjadi 25,06 meter pukul 15.00 WIB," katanya.
Begitu pula, ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro, yang semula 11,75 meter pukul 06.00 WIB, naik menjadi 12.00 meter pukul 15.00 WIB.
"Ketinggian air di Bojonegoro masih dibawah siaga banjir. Sesuai ketentuan siaga banjir dimulai kalau ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro sudah mencapai 13.00 meter," jelasnya.
Ia juga menjelaskan, ketinggian air Bengawan Solo di wilayah Tuban, Babat, Lamongan, juga ikut naik, tapi ketinggiannya masih di bawah siaga banjir.
"Naiknya air di daerah hilir bukan karena pasokan air dari daerah hulu Jawa Tengah, tapi pengaruh hujan lokal, termasuk dari daerah Ngawi yang ketinggian airnya juga naik," tambahnya.
Secara terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan berbagai kebutuhan menghadapi kemungkinan terjadinya luapan Bengawan Solo dan banjir bandang dari anak sungainya.
Langkah yang sudah dilakukan, katanya, di antaranya mempersiapkan delapan tenda pengungsian, sejumlah perahu karet, mobil dapur umum, juga yang lainnya.
"Seluruh camat yang daerahnya biasa menjadi langganan banjir sudah diminta mengambil langkah-langkah penanganan awal kalau terjadi bencana banjir," katanya.
Sesuai pemetaan BPBD, wilayah yang rawan dilanda banjir luapan Bengawan Solo sebanyak 77 desa yang tersebar di Kecamatan Dander, Kota, Malo, Kanor, Ballen, Kalitidu, Kapas dan Baureno.
Sedangkan banjir bandang berpotensi melanda 59 desa yang tersebar di 15 kecamatan, di antaranya di Kecamatan Kepohbaru, Sukosewu, Dander, Temayang, Bubulan, Malo, Padangan, dan Kapas. (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013