Pamekasan - Dinas Pertanian (Disperta) Pamekasan, Madura, berupaya meningkatkan produksi pertanian di wilayah itu dengan benih unggul dan pola tanam sistematis.
"Benih yang kita gunakan adalah benih hibrida untuk jenis tanaman jagung dan padi," kata Kepala Disperta Pamekasan, Isye
Windarti, Minggu.
Ia menjelaskan, dengan menggunakan benih hibrida, produksi hasil pertanian, baik jagung maupun padi jauh lebih banyak dibanding benih yang selama ini biasa digunakan petani.
Menurut Isye Windarti, perbandingan benih hibrida dengan benih biasa mencapai 100 persen, bahkan bisa lebih dari jumlah itu.
"Jika produksi jagung lokal menghasilkan 3,5 ton per hektare dalam satu kali musim tanam, maka dengan menggunakan benih hibrida bisa mencapai 7 ton per hektare," kata Isye Windarti menjelaskan.
Demikian juga, sambung dia dengan tanaman padi.
Hanya saja, sambung Isye, masa tanam yang menggunakan benih hibrida itu jauh lebih lama dibanding menggunakan benih biasa.
Menurut Isye Windarti, jika jagung dengan binih lokal, masa tanamnya hingga panen hanya sekitar 75 hari, akan tetapi untuk benih jagung hibrida mencapai 115 hari.
"Kebutuhan air untuk jagung dan padi yang menggunakan benih hibrida juga seperti jauh lebih banyak dibandingkan dengan benih jagung lokal," kata Isye Windarti menjelaskan.
Oleh karenanya, sambung dia tanaman jagung yang menggunakan benih hibrida, termasuk tanaman padi untuk sawah tadah juga lebih berhasil di daerah yang curah hujannya sangat tinggi.
Seperti di wilayah Kecamatan Kadur, Kecamatan Larangan, dan sebagian di Kecamatan Galis.
"Harga beli benih juga lebih mahal dibandingkan benih jagung lokal, meski harga jual jagungnya di pasaran sama," terang Isye Windarti.
Isye juga menuturkan, sejak petani di Pamekasan banyak beralih menggunakan benih jagung dan padi unggul itu, produksi pertanian di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Pamekasan dalam tiga tahun terakhir ini memang cenderung meningkat.
"Bahkan belum lama ini kami pernah mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat karena mampu meningkatkan produksi pertanian dalam kondisi lahan yang terbatas seperti ini," katanya menjelaskan.
Sementara di bidang tanaman padi, selain benih yang juga bisa meningkatkan produksi jenis tanaman ini adalah pola tanam yang diterapkan petani.
Menurut Isye Windarti, pola tanam padi yang diterapkan petani kali ini adalah dengan menggunakan metode System of Rice Intensification (SRI). Metode ini, tidak saja diterapkan para petani di dataran rendah, akan tetapi juga petani di dataran tinggi dan perbukitan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012