Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Madiun Agung Sarianto mengatakan serapan beras petani di wilayah kerja setempat selama Januari hingga 10 Desember 2025 telah mencapai 100 persen dari target yang ditetapkan pusat.
"Target penyerapan beras kami tahun 2025 ditetapkan sebesar 58.180 ton. Hingga awal Desember ini sudah mencapai 58.826 ton, jadi alhamdulillah sudah 100 persen lebih," ujar Agung Sarianto di Madiun, Minggu.
Jumlah beras tersebut, menurut Agung, disimpan di empat gudang milik Bulog setempat serta tiga gudang sewaan yang tersebar di wilayah Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi.
Menurut dia, capaian tersebut tidak terlepas dari kebijakan strategis Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong swasembada pangan. Kebijakan itu mencakup peningkatan kuota pupuk bersubsidi, reformasi sistem distribusi pupuk, hingga penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk subsidi 20 persen, serta kenaikan harga gabah petani menjadi Rp6.500 per kilogram.
Langkah pemerintah tersebut dinilai memberikan dorongan besar bagi petani untuk meningkatkan produktivitas sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional tanpa ketergantungan pada impor.
"Kami pastikan bahwa semua gabah dan beras yang kami serap di tahun ini merupakan hasil panen petani lokal. Tidak ada beras impor," katanya.
Penyerapan beras tersebut juga dilakukan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan TNI setempat melalui Tim Serap Gabah Petani (Sergap) TNI AD yang terus mengawal pencapaian penyerapan guna mendukung pemerintah mewujudkan swasembada pangan.
Dengan tambahan sisa stok beras sebelumnya, saat ini ketersediaan beras yang dimiliki oleh Bulog Madiun mencapai 61.110 ton. Jumlah tersebut dipastikan sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat momentum hari besar keagamaan Hari Raya Natal 2025 hingga setelah tahun baru 2026.
Guna menjaga pasokan dan harga beras di pasaran tetap terkendali, pihaknya bersama tim satgas pangan pemerintah daerah juga terus berupaya melakukan langkah-langkah proaktif yang diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.
Editor : Vicki Febrianto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025