Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan kepresisian data yang dimiliki pemerintah bersifat strategis karena menentukan arah dari pelaksanaan dan pembentukan setiap program dan kebijakan daerah.
"Saya ingin menyampaikan kepada semuanya bahwa data akan sangat menentukan bagaimana sasaran dari apa yang kami laksanakan bisa lebih precise (tepat)," kata Khofifah di Kota Malang, Jumat.
Dia mengungkapkan bahwa pihaknya selalu menjadikan data sebagai acuan menentukan langkah pemerintah provinsi dalam memutuskan suatu hal, misal soal sembako dan penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jawa Timur.
Untuk data sembako, dikatakan Khofifah, akan sangat penting untuk menyusun langkah antisipasi dan penanganan terhadap kenaikan harga bahan pangan khususnya saat momen liburan, seperti Natal dan Tahun Baru.
Khofifah menyatakan selalu memerintahkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk melakukan pembaruan data bahan pangan di pasar.
Data tersebut nantinya akan diberikan kepada seluruh kepala daerah di 38 kabupaten dan kota se-Jawa Timur untuk dijadikan sebagai bahan pembahasan membentuk strategis penanggulangan lonjakan harga dan pemenuhan ketersediaan bersama Perum Bulog.
"Supaya maksimalisasi distribusi, seperti beras SPHP, gula, dan Minyakita sehingga menjadi langkah menjelang Natal dan Tahun Baru, disusul puasa," ucapnya.
Lalu, data terkait sebaran dan angka kasus PMK menjadi acuan upaya kecepatan dan ketepatan penanganan pada hewan yang terjangkit wabah.
Hal itu termasuk dengan upaya menghentikan sementara waktu operasional pasar hewan di daerah yang terdeteksi muncul penyakit pada ternak tersebut.
"Sehingga kami bisa memberikan proteksi terhadap ternak yang lain," ucap dia.
Selanjutnya, keakuratan data menjadi komponen di dalam mitigasi bencana alam, seperti kesiapan Jawa Timur akan kemungkinan bencana berdasarkan data dari hidrometeorologi yang memicu resiko seperti banjir dan tanah longsor.
"Harapan kami semua bisa berseiring dengan keamanan, kenyamanan dan tetap pada suasana yang produktif," tutur dia.
Editor : Astrid Faidlatul Habibah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025