Warga Terluka Akibat Bentrok di Perkebunan Blitar
Rabu, 19 September 2012 18:21 WIB
Blitar - Rustam (40), warga Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, terluka setelah terlibat bentrok antara warga dengan pendukung pengelola perkebunan dalam sengketa di Perkebunan Suwaru di daerah itu.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kediri Kota, AKP Ngadiman Rahyudin, Rabu mengemukakan saat ini sedang memproses kasus penganiayaan itu dan korban juga sudah melaporkan kejadian yang menimpanya tersebut.
"Kami sedang selidiki masalah ini. Ada lima saksi yang kami periksa dalam kejadian itu," katanya mengungkapkan.
Kejadian kriminal yang terjadi di perkebunan itu sudah yang kesekian kalinya, karena sebelumnya dua jurnalis televisi lokal di Kabupaten Blitar juga dilukai oleh sekelompok preman.
Sengketa antara warga dengan pemilik perkebunan belum tuntas sampai sekarang.
Namun demikian, Ngadiman menampik jika di sengketa di daerah itu ditetapkan sebagai kejadian yang darurat. Polisi sampai saat ini terus berjaga di lokasi, mengantisipasi kejadian serupa terulang lagi.
"Ada petugas dari polsek yang terus melakukan pemantauan. Kami terus awasi lokasi, karena terkadang kejadian tidak terduga dan lokasi yang berjauhan," ungkapnya.
Sengketa di perkebunan itu memang sering terjadi, dan bahkan tidak terduga. Sengketa antara warga dengan perkebunan terlihat memanas kembali sejak Selasa (18/9) malam, dimana terdapat sejumlah kendaraan dari perkebunan yang hendak meratakan tanaman di lokasi kebun.
Warga merasa kesal dengan hal itu. Sekitar 20 warga yang diminta untuk meratakan tanaman tebu akhirnya lari, dan warga pun memburu mereka.
Dalam kejadian itu, Rustam termasuk salah seorang warga yang mendukung pengelola perkebunan dan hendak ikut meratakan tanah. Ia terjebak di antara kerumunan warga dan ia pun terluka.
Kepalanya terkena sabetan benda tajam, hingga ia terpaksa dilarikan ke rumah sakit dan hingga saat ini masih mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar.
Selain korban luka, sejumlah kendaraan yang akan digunakan untuk meratakan tanaman dibakar warga.
Sampai saat ini, kondisi di perkebunan masih mencekam. Sejumlah warga memilih enggan untuk keluar rumah, mengingat situasi yang tidak kondusif. Sejumlah petugas dari polsek setempat juga melakukan patroli, mencegah terjadinya bentrokan lagi masalah sengketa lahan seluas sekitar 609 hektare yang sebagian besar ditanami tebu. (*)