Dinsosnakertrans Pamekasan Koordinasi Kabar TKI Tewas
Jumat, 14 September 2012 18:28 WIB
Pamekasan - Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pamekasan, Madura, melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait kabar TKI tewas di Malaysia.
Kepala Dinsosnakertrans Pamekasan Moh Zakir, Jumat menjelaskan, kini pihaknya masih berupaya menghubungi Kemenlu dan Dinasnakertran Jawa Timur, terkait adanya kabar TKI tewas ditembak mati polisi di Malaysia itu.
"Sampai saat ini kami belum menerima informasi terbaru, terkait TKI yang tewas di Malaysia itu, baik dari Kemenlu maupun dari Pemprov Jatim," kata Zakir.
Ia menjelaskan, Dinsosnakertrans Pamekasan berkepentingan menelusuri kabar kematian TKI sebagaimana ramai diberitakan media itu, karena menyebutkan bahwa satu dari empat orang yang ditembak mati polisi Malaysia itu dari Madura.
"Siapa tahu, dia itu asal Pamekasan. Karena di Pamekasan ini kan juga banyak TKI yang bekerja di Malaysia," tuturnya, menjelaskan.
Sebelumnya, ada juga warga Pamekasan yang ditembak mati polisi Malaysia, karena yang bersangkutan terlibat tindak pidana kriminal.
TKI itu bernama Misnawi (25) asal Desa Aeng Nyonok, Kecamatan Palengaan. Peristiwa itu terjadi pada Februari 2012. Ia ditembak mati polisi Malaysia dengan tuduhan telah melakukan perampokan.
Dinsosnakertrans sendiri baru mengetahui kejadian itu, setelah korban tiba di rumah duka. Ia berangkat ke Malaysia menjadi TKI melalui jalur ilegal.
"Makanya ketika ada kabar kematian TKI asal Madura yang tertembak mati di Malaysia itu, kami proaktif mencari tahu. Tapi sampai saat ini belum ada kabar terbaru dari Madura mana. Apakah Sampang, Pamekasan, Sumenep atau Bangkalan," ucap Syakir.
Pada tanggal 7 September, sebanyak empat orang TKI ditembak mati polisi Malaysia dengan tuduhan telah melakukan perampokan.
Tiga dari korban penembakan itu berasal dari Batam, Kepulauan Riau yakni Jony alias M Sin, Osnan, Hamid, dan Diden. Sedang satu orang korban lagi bernama Mahno, TKI asal Madura, Jawa Timur.
Dugaan kasus yang dinyatakan oleh polisi Malaysia karena mereka terlibat kasus perampokan.(*)