Madiun - Permintaan makanan khas di Kota Madiun meningkat signifikan selama momentum Lebaran tahun 2012. Hal ini seperti dialami oleh toko oleh-oleh khas Madiun Taman Sari yang berada di Jalan Salak Kota Madiun. Makanan khas dari Madiun yang diminati oleh pembeli antara lain, brem, sambal pecel, kerupuk puli atau lempeng, dan madumongso. "Pembelinya berasal dari daerah Madiun sendiri maupun pemudik yang melakukan liburan di Madiun. Ada yang datang langsung dan ada juga yang memesan lewat telepon," ujar pengelola sekaligus pemilik toko oleh-oleh khas Madiun, Taman Sari, Siti Umiyati, Senin. Menurut dia, peningkatan permintaan terjadi sejak "H-3" Lebaran lalu. Pada hari normal, tokonya mampu menjual sekitar 200 hingga 500 bungkus sambal pecel, sedangkan pada momentum lebaran meningkat menjadi 5.000 hingga 10.000 bungkus. "Hal yang sama terjadi pada produk makanan khas Madiun brem. Untuk brem, kami meyediakan dalam berbagai rasa selain rasa asli, di antaranya rasa coklat dan stroberi," terangnya. Guna mengantisipasi lonjakan permintaan makanan khas di tokonya, pihaknya telah menambah stok dan pesanan dari sejumlah sentra produksi yang telah bekerja sama dengannya. Khusus produk sambal pecel dan brem, pihaknya telah menyiapkan hingga lebih dari 10.000 bungkus. Produk makanan khas tersebut diperoleh langsung dari sentra produksi yang tersebar di Kota dan Kabupaten Madiun. seperti sambal pecel, ia mengambil dari sejumlah industri rumah tangga di Kota Madiun, serta produk brem diambilnya dari sentra industri rumah tangga di Desa Kaliabu dan Desa Bancong, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun. Tingginya perminataan makanan khas Madiun ini diperkirakan masih berlangsung hingga "H+7" Lebaran. Hal yang sama terjadi di sentra produksi lempeng di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun. Salah satu perajin lempeng di sentra ini, Kadeni, mengaku penjualannya meningkat hingga 100 persen dibandingkan hari biasa. "Pada hari biasa kami biasa menjual sekitar 25 kilogram bahan basah lempeng. Kini sudah meningkat hingga 50 kilogram bahan basah lempeng," kata Kadeni. Kadeni menjual lempeng matangnya dalam satuan 100 biji. Setiap 100 biji lempeng matangnya atau yang sudah digoreng dijual dengan harga Rp12.000. Sedangkan, untuk lempeng mentah dijual dalam satuan per kilogram yang mencapai Rp15.000 per kilogramnya. Sementara untuk kemasan besek, harga ditambah Rp2.000 per besek. "Kebanyakan yang mampir kesini adalah warga yang memiliki saudara dari berbagai daerah kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. Lemeng tersebut sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang," kata Kadeni. Meski penjualan sedang ramai, namun pihaknya tidak menaikkan harga jual. Hal ini merupakan bagian dari pelayanan. (*)
Permintaan Makanan Khas Madiun Meningkat Selama Lebaran
Senin, 20 Agustus 2012 11:36 WIB