Industri Hulu Migas Berdayakan Potensi Perkapalan Nasional
Rabu, 8 Agustus 2012 11:59 WIB
Surabaya - Industri hulu minyak dan gas bumi memberdayakan potensi perkapalan nasional dengan selesainya pengerjaan "Floating Storage and Offloading/FSO" Pertamina Abherka sebagai fasilitas penampung dan "offloading" produksi minyak Blok "West Madura Offshore".
Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), R Priyono, di Surabaya, Rabu, mengungkapkan, FSO Pertamina Abherka merupakan proyek konversi tanker menjadi FSO pertama dari Pertamina Perkapalan.
"Fasilitas tersebut memiliki kapasitas penampungan mencapai 600 ribu barel," ujarnya, dalam peresmian FSO Pertamina Abherka, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, proyek konversi FSO Pertamina Abherka telah mewujudkan "Indonesia Incorporated" di mana industri hulu migas memberdayakan industri lain seperti di bidang perkapalan dan perbankan.
"Proses konversi FSO dilengkapi fasilitas akomodasi untuk 150 pekerja dikerjakan di COSCO Shipyard, Guangdong," katanya.
Lalu, Pertamina Perkapalan akan mengoperasikan FSO tersebut selama 10 tahun di daerah operasi Pertamina Hulu Energi "West Madura Offshore" (PHE WMO) tanpa "docking".
"Kami harap pengoperasian FSO ini bisa meminimalkan 'down time' pada wilayah operasi PHE WMO," katanya.
Mengenai pengerjaan FSO Pertamina Abherka, kata dia, menunjukkan hasil yang membanggakan baik dari segi tingkat kandungan lokal maupun waktu pengerjaan.
"Dari segi kandungan lokal pengerjaannya mencapai 70 persen dan waktunya sesuai dengan rencana yakni 10 bulan," katanya.
Ia mengemukakan, pengerjaan FSO Pertamina Abherka sejalan dengan salah satu paradigma baru industri hulu migas yaitu tidak hanya menjadi penghasil penerimaan negara tetapi meningkatkan kapasitas nasional.
"Kami juga terus mendorong keterlibatan pengusaha lokal dalam industri hulu migas dengan meningkatkan kewajiban kandungan lokal yang harus dipenuhi oleh para kontraktor," katanya.
Bahkan, lanjut dia, pihaknya beberapa kali melakukan perubahan yerhadap Pedoman Tata Kerja Pengadaan Barang dan Jasa Nomor 007. Dengan cara itu maka setiap revisinya kian memberikan keberpihakan terhadap perusahaan nasional seperti, mewajibkan mereka menjadi pemimpin dalam setiap konsorsium yang mengikuti lelang.
"Tingkat kandungan lokal semakin meningkat dari tahun 2007. Pada tahun 2011, total nilai komitmen pengadaan barang atau jasa di seluruh kontraktor kontrak kerja sama melebihi 11,81 miliar dolar AS dan komitmen tingkat kandungan dalam negeri agregat 60,63 persen," katanya. (*)