Malang Raya (ANTARA) - Stadion Kanjuruhan, Malang, pernah mencatat kisah mengenai pentingnya pembinaan para pendukung klub sepak bola di Tanah Air.
Pada 1 Oktober 2022, satu pertandingan sepakbola harus berakhir dengan air mata. Duka di dalamnya masih terasa sampai kini, 135 orang meninggal dunia.
Para pelaku ekonomi yang menggantungkan hidup dari keberadaan Stadion Kanjuruhan, sebagai salah satu venue pertandingan sepakbola, ikut terimbas. Mereka juga merasakan dampak langsung kejadian itu.
Pemerintah, saat itu turun tangan mencoba mencari cara untuk membangkitkan seluruh sendiri kehidupan di lokasi tersebut, seraya tidak lupa juga menguatkan seluruh keluarga korban.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan renovasi pada kawasan Stadion Kanjuruhan. Semuanya ditata ulang, yang kurang ditambah, yang sudah ada diperbaiki agar menjadi aman.
Per September 2023, proses perbaikan perlahan-lahan dimulai di Stadion Kanjuruhan. Fasilitas olahraga itu sejatinya bukan hanya untuk sepak bola, tetapi juga tempat masyarakat mencari selembar demi selembar rupiah.
Pusat utama perbaikan ada di bangunan Stadion Kanjuruhan yang selama ini dijadikan sebagai tempat menyelenggarakan pertandingan sepakbola.
Renovasi bertujuan agar kawasan itu memenuhi standar dari induk organisasi sepakbola dunia FIFA. Selain itu, juga menyesuaikan dengan kelaikan keamanan bagi masyarakat juga.
Anggaran senilai Rp357 miliar digelontorkan pemerintah khusus untuk memperbaiki stadion di Kabupaten Malang ini. Renovasi Kanjuruhan menjadi satu proyek prioritas pemerintah bersama beberapa stadion lain di Indonesia.
Kini, bangunan fasilitas olahraga yang berlokasi di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu kini terlihat megah.
Stadion yang berdiri di lahan seluas 3,4 hektare memiliki kapasitas 21.603 orang yang terbagi menjadi beberapa kategori bangku, yaitu 108 kursi VVIP, 2.465 kursi VIP, 134 kursi media, 16 kursi khusus penyandang disabilitas, tribun timur 4.352 kursi, serta tribun utara dan tribun selatan dengan total masing-masing 7.264 kursi.
Harapan masih ada.
Presiden Prabowo Subianto meresmikan 17 proyek renovasi dan pembangunan stadion di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya adalah Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, pada Senin (17/3).
Peresmian dilakukan secara berbarengan dari Stadion Gelora Delta Sidoarjo yang juga rampung direnovasi.
Saat peresmian dilakukan, Pemerintah Kabupaten Malang juga menyelenggarakan nonton bareng (nobar) acara tersebut dari Stadion Kanjuruhan menggunakan layar LCD.
Setelah peresmian itu, perlahan-lahan sisi ekonomi di Stadion Kanjuruhan bangkit. Tidak bisa sepenuhnya, karena ketika itu juga belum ada kepastian apakah bangunan utama berupa stadion akan dijadikan sebagai lokasi menyelenggarakan pertandingan sepakbola lagi atau tidak.
Tetapi harapan dari pedagang tetap ada, rasa optimis beraktivitas layaknya dulu dan mendapatkan rezeki tumbuh kembali.
Harapan yang tumbuh itu terus membesar, ketika terlebih per Mei 2025 ini Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pemuda dan Olahraga memberikan lampu hijau penggunaan Stadion Kanjuruhan kepada manajemen klub sepakbola Arema FC.
Ada dua pertandingan yang dijadwalkan diselenggarakan di sana, yakni Arema FC melawan Persik Kediri, pada Minggu (11/5) dan Arema FC melawan Semen Padang, pada Minggu (25/5).
Namun, sebelum menjalani laga resmi, Stadion Kanjuruhan terlebih dahulu menjadi tempat pelaksanaan simulasi pertandingan sepakbola, pada Kamis (8/5). Tajuknya adalah laga persahabatan antara Arema FC melawan Arema All Stars.
Simulasi bertujuan memastikan pola keamanan yang diterapkan untuk pertandingan resmi, termasuk memetakan titik untuk tempat berdagangan para pedagang.
Kegiatan ekonomi, saat simulasi mulai berjalan, lapak-lapak pedagang menjadi jujukan suporter yang akan masuk ke stadion untuk menyaksikan pertandingan.
Meski belum seramai dulu, tetapi pedagang masih memiliki harapan kuat jika pendapatan mereka, khususnya ketika ada pertandingan sepak bola bisa seramai dulu.
"Ada sepakbola kami harus bisa mendapatkan penghasilan. Waktu pertandingan kemarin (simulasi) sudah ada yang beli dari penonton tetapi yang banyak dari petugas (kepolisian). Semoga ke depan bisa ramai kembali," kata Okta, seorang pedagang gorengan di Stadion Kanjuruhan.
Harapan ini mungkin bukan hanya menggelantung di hati Okta, tetapi juga di setiap "pejuang rupiah" yang membuka lapak dagangannya di areal itu.
Stadion Kanjuruhan dan secercah harapan kebangkitan ekonomi
Oleh Ananto Pradana Kamis, 22 Mei 2025 12:26 WIB

Kondisi Stadion Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur yang nampak kembali ramai dengan persewaan wahana dan lapak pedagang. ANTARA/Ananto Pradana
Ada sepakbola kami harus bisa mendapatkan penghasilan