Dana Kelola Jamsostek Capai Rp119 Triliun
Rabu, 20 Juni 2012 17:47 WIB
Pasuruan - Dana kelola berupa iuran peserta dan hasil investasi dari sejumlah sektor usaha yang dihimpun PT Jamsostek (Persero) hingga Mei 2012 mencapai lebih dari Rp119 triliun.
Direktur Investasi PT Jamsostek Elvyn G Masassya di Pasuruan, Jawa Timur, Rabu, mengatakan, hingga akhir 2012, dana kelola yang dihimpun bisa mencapai Rp125,7 triliun atau naik dari 2011 sebesar Rp114,8 triliun.
"Dana kelola itu berasal dari iuran peserta dan hasil investasi, seperti di obligasi, reksadana, saham, deposito, dan properti," katanya usai peresmian Kantor Cabang Jamsostek Pasuruan yang dilakukan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf.
Kantor Cabang Pasuruan merupakan salah satu di antara 20 kantor cabang yang dioperasionalkan Jamsostek di wilayah VI (Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara).
Didampingi Kepala Kantor Wilayah VI Jamsostek Junaedi, Elvyn Masassya menjelaskan, sebagian besar dana diinvestasi di sektor obligasi sekitar 44 persen, deposito (31 persen), saham (22 persen), dan sisanya di reksadana, properti, serta penyertaan.
"Kami menargetkan bisa meraup pendapatan usaha sebesar Rp12,2 triliun dari berbagai investasi tersebut. Hingga Mei lalu, pendapatan dari investasi seitar Rp5,5 triliun," katanya.
Elvyn mengatakan, jumlah pekerja yang menjadi peserta aktif Jamsostek sebanyak 10,9 juta orang, sedangkan peserta pasif sekitar 17 juta pekerja.
"Target kami untuk tahun ini bisa menambah kepesertaan baru sebanyak dua juta pekerja, baik di sektor formal maupun informal. Kami terus galakkan sosialisasi karena masih banyak perusahaan yang tidak menyertakan karyawannya sebagai peserta Jamsostek," ujarnya.
Saat memberikan sambutan pada acara peresmian Kacab Pasuruan, Elvyn Masassya mengatakan bahwa saat ini Jamsostek sedang dalam masa transisi untuk menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), seperti yang diamanatkan UU Nomor 24 tahun 2012.
"Sekarang ini terus dilakukan persiapan dan pembenahan sehingga pada 1 Januari 2014, Jamsostek siap berubah menjadi BPJS," katanya.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengakui, masih rendahnya kesadaran sebagian pengusaha di Jatim soal ketaatan mendaftarkan karyawan atau pekerjanya menjadi peserta Jamsostek.
Ia mencontohkan, Kabupaten Pasuruan yang memiliki lebih kurang 745.000 pekerja, ternyata yang terdaftar sebagai peserta Jamsostek hanya sekitar 86.000 pekerja atau 11,52 persen.
"Ini bukan hanya menjadi masalah Jamsostek, tapi juga pemerintah daerah untuk terus mendorong pengusaha-pengusaha agar sadar terhadap hak-hak pekerja," katanya. (*)