Bondowoso - Nurul Jamila Hariani tak pernah menyangka bahwa dirinya akan terpilih mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang pertemuan ilmiah siswa dan mahasiswa se-dunia di Tokyo, Jepang, 8-18 Juni 2012. Nurul, siswa kelas II SMAN 1 Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, Jatim, ini mengaku gembira sekaligus deg-degan menjelang detik-detik keberangkatannya ke Negeri Sakura. "Mungkin, semua peserta akan mengalami hal yang sama dengan saya. Tapi ini harus saya hadapi, karena tidak setiap siswa memiliki kesempatan seperti ini. Ini merupakan kehormatan sekaligus kebanggaan bagi saya dan sekolah, termasuk Bondowoso juga," kata Nurul kepada ANTARA. Nurul dipilih oleh Kemenlu RI untuk mengikuti program "Outstanding Students for The World" (OSTW) yang dilaksanakan di setiap negara setiap tahun. Nurul terpilih setelah mendapatkan rekomendasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atas kemenangannya pada Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-43, 2-4 Oktober 2011. Tim SMAN 1 Tenggarang saat itu terdiri atas Muhammad Fadhil Luqman, Nurul Jamila Hariani dan Anggraeni dengan karya penelitian berjudul "Sosialisasi Penggunaan Ontho' sebagai Bahan Bakar Alternatif kepada Masyarakat di Wilayah Kabupaten Bondowoso". Nurul dipilih oleh LIPI karena dianggap lebih menguasai materi yang diteliti. Nurul adalah siswa asal Prajekan yang berdekatan dengan lokasi penelitian di sekitar Pabrik Gula Prajekan. Direncanakan Nurul akan berangkat ke Jakarta didampingi Kepala SMAN 1 Tenggarang M Yasin, SPd. Di Jakarta Nurul akan berkumpul dengan siswa dan mahasiswa lain dari seluruh Indonesia untuk berangkat bersama-sama ke Tokyo. Untuk berangkat ke Jepang, Nurul tentu harus lebih banyak belajar mengenai materi yang akan dipresentasikan, termasuk mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya melalui kursus. "Sekarang saya kursus malam hari, sehingga mengurangi jam tidur. Kalau biasanya jam 21.00 atau 21.30 WIB, saat ini baru bisa tidur pukul 23.00. Saya baru pulang kursus sekitar pukul 22.00," kata perempuan berjilbab yang bercita-cita kuliah teknik informatika ini. Meskipun tidur relatif larut, namun Nurul jarang meninggalkan kebiasaannya untuk shalat malam. Ia bangun sekitar pukul 03.00, kebiasaan yang telah dijalankannya sejak SMP. Bersamaan dengan itu, Nurul juga tidak lupa puasa sunah Senin dan Kamis. Ia mengaku beruntung karena selain mempresentasikan hasil penelitian tentang ontho' atau ampas tebu yang sudah digiling itu, juga diberi kesempatan berbicara mengenai potensi daerah, termasuk soal politik di dalam dan luar negeri. "Ini merupakan kesempatan untuk memperkenalkan Indonesia, khususnya Bondowoso ke masyarakat internasional. Untuk itu saya akan mempresentasikan apa yang dimiliki Bondowoso, yakni Kawah Ijen dan kesenian Singo Ulung. Ini hanya sebagian dari potensi yang dimiliki oleh Bondowoso," katanya. Nurul mengaku tidak kesulitan untuk membuat bahan presentasi. Selain dibantu para guru dan dinas pariwisata, dirinya juga memiliki hobi mengotak-atik desain di komputer, sehingga pengolahan gambar maupun videonya juga banyak yang digarapnya sendiri. "Mudah-mudahan apa yang saya bawa ini membuat Bondowoso lebih dikenal di luar negeri sehingga banyak dikunjungi wisatawan. Lebih luas lagi, kalau Indonesia selama ini banyak berita tentang korupsi, semoga lewat ajang ini, citra negeri ini bisa terangkat," katanya. Sementara itu Nurul Amanah, guru pembimbing kegiatan ilmiah siswa di SMAN 1 Tenggarang, menjelaskan bahwa kegiatan OSTW ini semacam pekan ilmiah dengan peserta terpilih dari siswa dan mahasiswa berprestasi di semua bidang. "Kalau saya lihat di silabus kegiatan, utusan dari Indonesia itu banyak yang sudah memiliki prestasi internasional. Ini betul-betul kebanggaan bagi sekolah dan seharusnya juga bagi Bondowoso. Nurul bisa terpilih meskipun bukan berasal dari kota besar," katanya. Ia sepakat bahwa ajang ini akan membawa dampak positif bagi Indonesia dan khususnya Bondowoso karena akan lebih dikenal potensinya oleh kalangan internasional. "Bondowoso ini termasuk kabupaten kecil, tapi memiliki sejuta potensi yang bisa dikenalkan ke masyarakat luar negeri. Potensi itu mulai dari pariwisata, perdagangan, pertanian dan seni budaya juga," ujarnya. (*)
Siswa SMAN Tenggarang Bawa Bondowoso ke Jepang
Selasa, 5 Juni 2012 12:44 WIB