Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa minat petani terhadap pupuk organik bersubsidi masih rendah meski pemerintah telah menyediakan kuota tambahan pada tahun 2025.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Suyanto di Tulungagung, Jumat mengungkapkan para petani lebih memilih memanfaatkan pupuk organik buatan mereka sendiri yang dianggap lebih berkualitas.
"Tahun ini kami mengajukan 2.344 ton pupuk organik bersubsidi, tetapi hanya mendapat alokasi 727 ton. Sayangnya, meski ada kuota tambahan, serapannya tetap rendah karena petani lebih gemar menggunakan pupuk buatan kelompoknya," kata Suyanto.
Menurut Suyanto, rendahnya serapan pupuk organik bersubsidi bukan tanpa alasan.
Banyak petani di Tulungagung yang telah mampu memproduksi pupuk organik secara mandiri.
Pupuk hasil produksi kelompok tani ini dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan lahan serta lebih efektif dalam meningkatkan kesuburan tanah dibandingkan produk bersubsidi.
"Petani merasa pupuk organik yang mereka buat sendiri lebih baik kualitasnya. Karena itu, meskipun ada pupuk bersubsidi, mereka tidak tertarik," jelasnya.
Sebagai gambaran, pada tahun 2024, dari alokasi 525 ton pupuk organik bersubsidi, hanya sekitar 30 persen yang terserap.
Tren ini diperkirakan terus berlanjut jika para petani semakin mandiri dalam memproduksi pupuk organik.
Meski begitu, pemerintah tetap menyediakan pupuk organik bersubsidi sebagai bagian dari upaya mendukung pertanian ramah lingkungan.
Suyanto menyebut pihaknya terus mendorong penggunaan pupuk organik guna menjaga keseimbangan ekosistem tanah, meskipun serapannya rendah.
Selain pupuk organik, pemerintah juga mengalokasikan pupuk bersubsidi jenis urea dan NPK.
Untuk tahun 2025, alokasi urea mencapai 26.069 ton dari usulan 31.100 ton, sementara pupuk NPK yang diterima sebanyak 21.138 ton dari total usulan 36.603 ton.
"Kami optimistis alokasi yang ada ini cukup untuk memenuhi kebutuhan petani, meskipun ada penurunan untuk pupuk urea. Jika nantinya kurang, kami akan mengajukan tambahan," ujar Suyanto.
Ia berharap dengan tetap tersedianya berbagai jenis pupuk bersubsidi, petani dapat menjaga produktivitas pertanian mereka, baik dengan pupuk organik buatan sendiri maupun yang disediakan pemerintah.