Warga Bangkalan Tolak Kehadiran Kepala B2PJN
Senin, 30 April 2012 18:13 WIB
Bangkalan – Puluhan warga yang tergabung dalam Tokoh Adat Desa Labang, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Senin, berdemonstrasi menolak kehadiran Kepala Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional V, AG Ismail.
”Kami tidak menolak adanya pembangunan di kaki Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), akan tetapi hanya menolak Ismail sebagai Kepala Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional (B2PJN) V,” kata koordinator aksi, Jazuli di Bangkalan.
Aksi massa yang mengatasnamakan Tokoh Adat Desa Labang itu bersamaan dengan peresmian fasilitas "structural health monitoring system" (SHMS) atau sistem monitoring ketahanan struktur Jembatan Suramadu oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto.
"Kami menolak kehadiran Ismail sebagai Kepala B2PJN V, karena yang bersangkutan tidak mengerti kultur dan adat istiadat di Madura," ujarnya.
Selain itu, peresmian fasilitas SHMS tersebut juga tanpa pamit terhadap masyarakat sekitar dan semua tokoh yang ada di Labang.
”Siapapun yang akan melakukan pembangunan di Madura, khususnya di kaki jembatan Suramadu harus pamit kepada semua tokoh masyarakat setempat sehingga warga tahu setiap ada program baru,” ucapnya.
Puluhan pendemo itu membawa poster dengan berbagai tulisan yang salah satunya bertuliskan: ”Kami Menolak Ismail Sebagai Kepala B2PJN V".
Sementara Kepala B2PJN V, AG Ismail menjelaskan, SHMS merupakan bidang baru di dalam mendeteksi kerusakan dengan metode pengujian tak rusak dengan cara mengintegrasikan sistem dengan struktur infrastruktur (jembatan).
Teknologi tersebut dapat memperpanjang umur pelayanan jembatan, karena penurunan kemampuan (degradasi) dan kerusakan (deterioration) dapat dideteksi lebih awal.
”Keberadaan SHMS pada Jembatan Suramadu yang bernilai ekonomis tinggi itu, diharapkan membuat jembatan tersebut dapat beroperasi sesuai usia rencana yakni 100 tahun. Total dana yang dikeluarkan pemerintah untuk membangun SHMS mencapai Rp100 miliar yang dipenuhi dalam dua tahun anggaran, yakni 2009 dan 2011,” kata Ismail. (*)