Libya Peringati Ulang Tahun Pertama Gulingkan Gaddafi
Jumat, 17 Februari 2012 12:21 WIB
Benghazi, Libya - Libya, Jumat mulai merayakan ulang tahun pertama pemberontakan terhadap Myanmar Gaddafi, dengan pesta kembang api dan slogan-slogan, sementara pemimpin barunya berikrar akan bertindak tegas terhadap ketidakstabilan.
Mantan pemberontak yang, didukung NATO menggulingkan Gaddafi tahun lalu mendirikan pos-pos pemeriksaan di ibu kota Tripoli, Benghazi,tempat lahirnya pemberontakan, kota pelabuhan Misrata dan kota-kota lainnya.
Para penguasa baru Libya tidak menyelenggarakan perayaan-perayaan resmi pada tingkat nasional untuk menghormati ribuan orang yang tewas dalam konflik berdarah yang berhasil menangkap dan membunuh Gaddafi pada 20 Oktober.
Tetapi peringatan-peringatan secara spontan mulai dilakukan di kota-kota besar dan kota-kota kecil yang dipimpin penduduk Benghazi,kota pertama mecetuskan pemberontakan terhadap Gaddafi dan pemerintah 42 tahunnya.
"Saya akan berjuang dengan tubuh, hati dan nyawa saya untuk Libya baru," kata Mustafa Ahmed Ali, seorang rekrut muda tentara Libya baru ketika ikut dalam satu prosesi dengan sekitar 100 rekannya setelah menjalanani latihan satu kursus latihan militer di Benghazi, Kamis.
Para pria, wanita dan anak-anak turun ke jalan-jalan Tripoli,Benghazi, Misrata dan kota-koa lain untuk memulai perayaaan-perayaan awal, dengan membunyikan petasan-petasan dan meneriakkan slogan-slogan.
Penduduk Benghazi menyelenggaraana satu acara Jumat siang untuk secara resmi memperingati ulang tahun itu, yang diperkirakan akan dihadiri penguasa baru Libya Mustafa Abdel Jalil,Perdana Menteri sementara Abdel Rahim al-Kib dan para pejabat penting lainnya.
Abdel Jalil memperingatkan bahwa semangat revolusioner rakyat Libya dan stabilitas Libyanya tidak akan ada kompromi.
"Kita membuka tangan kami bagi seluruh rakyat Libya,baik mereka yang mendukung revolusi maupun yang tidak mendukung. Tetapi toleransi ini tidak berarti kita tidak dapat menangani stabilitas negara kita," kataya dalam satu pidato yang disiarkan televisi Kamis malam.
"Kita akan bersikap tegas terhadap orang-orang yang mengancam stabilitas kita. Thuwar (rakyat yang revolusioner) siap menanggapi setiap serangan yang bertujuan untuk mengacaukan" negara, kata Abdul Jalil. (*)