Transaksi Bank Sampah Malang Capai Satu Ton/hari
Selasa, 24 Januari 2012 8:36 WIB
Malang - Transaksi Bank Sampah Malang yang diluncurkan akhir November 2011 baru mencapai satu ton per hari, atau masih jauh dari produksi sampah yang mencapai rata-rata 600 ton per hari.
Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang Wasto di Malang, Selasa, transaksi Bank Sampah Malang (BSM) yang diresmikan Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof Dr Balthasar Kambuaya itu, transaksi sebanyak itu masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan produksi sampah rumah tangga dan industri setiap hari di daerah itu.
"Kalau dibandingkan dengan produksi sampah memang tidak signifikan, namun yang terpenting saat ini bukan besar kecilnya sampah yang bisa ditransaksikan, namun kesadaran masyarakat itu yang perlu terus ditumbuhkan," katanya.
Sampah yang ditransaksikan di BSM saat ini, kata dia baru berupa sampah plastik dan sampah kering, belum menyentuh sampah basah yang sudah diolah.
Padahal, menurut dia, kalau sudah diolah menjadi bijih plastik, harganya bisa mencapai Rp9 ribu per kilogram.
Sedangkan sampah plastik yang masih utuh (belum dicacah), termasuk botol air mineral dihargai Rp3 ribu perkilogram.
Oleh karena itu, setiap kelurahan diimbau segera memiliki mesin pencacah guna meningkatkan nilai keenomian sampah tersebut.
Menurut Wasto, jika menunggu dari hasil penjualan sampah warga yang disetor di kelurahan, kemudian dijual ke BSM akan membutuhkan waktu yang lama, karena harga satu unit mesin pencacah mencapai Rp12,5 juta.
"Saya berpikir setiap kelurahan bisa menyisihkan anggaran Rp12,5 juta untuk membeli mesin pencacah dari dana hibah APBD sebesar Rp500 juta per kelurahan itu. Saya yakin pasti bisa," tegas Wasto.
Keberadaan BSM itu sendiri saat ini juga menjadi perhatian Pemerintah Osaka, Jepang. Pemerintah Osaka bersedia membeli produk BSM jika sudah diolah menjadi bijih plastik (palet).
"Kami berharap bijih plastik ini segera bisa diproduksi secara massal jika setiap kelurahan sudah memiliki mesin pencacah, sehingga tawaran Pemerintah Osaka tersebut bisa diwujudkan," ujarnya.
Volume sampah domestik dan industri di Kota Malang yang rata-rata mencapai 600 ton/hari itu yang sudah dikelola tidak lebih dari 25 persen. Satu ton disetorkan ke BSM dan lainnya diolah menjadi kompos di masing tempat pembuangan sementara (TPS).(*)