Surabaya (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) mengadakan Surabaya Orthopedic Half Marathon (SOHM) dengan nomor khusus pada Minggu (14/7) untuk mewadahi penyintas operasi di bagian alat gerak bawah untuk bisa tetap menekuni hobi marathon.
Ketua Penyelenggara SOHM dr. Kiki Novito, Sp.OT(K) mengatakan nomor khusus ini berbeda dengan lomba marathon lain. Ada dua kelas yang disediakan khusus, pertama yaitu kelas khusus untuk penyintas dan kedua untuk dokter.
"Jadi tidak bersaing dengan orang biasa, bisa dapat podium khusus. Ada nomor khusus juga buat dokter tercepat," katanya dalam keterangan diterima di Surabaya, Sabtu.
Selain itu, dr. Kiki mengungkapkan lomba ini sebagai kampanye untuk menghapus stigma buruk marathon merusak kesehatan dan berbahaya bagi kesehatan.
Sebagai profesional di bidang kesehatan tulang, sendi, dan otot, dikatakannya, PABOI merasa perlu mendorong masyarakat untuk berlari, yang merupakan olahraga sederhana, bisa dilakukan oleh siapapun, relatif murah, dan memberikan efek kesehatan fisik dan mental yang luar biasa.
"Kami ingin mengkampanyekan kalau lari itu olahraga yang aman dan bisa menggerakkan seluruh badan dari atas sampai bawah. Bahkan penyintas juga bisa ikut lomba dengan rekomendasi dokter," tambahnya.
Untuk menghindari cedera selama marathon menurutnya perlu dilakukan persiapan dengan olahraga rutin baik lari maupun angkat beban untuk menjaga stamina.
Apalagi jika pernah mengalami cedera, maka sangat wajar jika ada penurunan signifikan dari kekuatan ototnya.
"Jadi harus dipastikan ototnya sudah dikondisikan latihan beban dan lainnya," katanya.
Ia merinci, pada ajang SOHM pihaknya menggandeng Debrads Race Management untuk melombakan lari jarak menengah dan jauh, 5 KM, 10 KM dan 21,1 KM (half marathon).
Untuk kategori 5 KM, dipertandingkan untuk umum putra/putri. Sedang untuk nomor Half Marathon, akan dipertandingkan untuk umum putra/putri, kelompok umur master (>45 tahun) putra/putri serta khusus kalangan profesi dokter (putra/putri).
Serta pada kategori 10 KM dipertandingkan untuk umum putra/putri dan khusus untuk penyintas operasi orthopedi (sendi dan tulang) di tungkai bawah (pinggul sampai kaki) putra/putri.
Selain itu lewat lomba ini, PABOI berusaha mengumpulkan dana abadi yang akan dipakai untuk penanggulangan bencana di Indonesia.