Prancis Temukan 20 Kasus Kanker pada Perempuan Cangkok PIP
Sabtu, 31 Desember 2011 11:29 WIB
Paris - Dinas kesehatan Prancis, Jumat (30/12) mengkonfirmasi 20 kasus kanker dilaporkan oleh perempuan yang menjalani cangkok payudara oleh cabang satu perusahaan Prancis.
Hingga Selasa (27/12), "ada tiga kasus limfoma, 15 kasus adenocarcinoma payudara, bentuk kanker payudara paling umum, satu kasus adenocarcinoma paru-paru, dan satu kasus myeloid leukemia akut", kata Lembaga Keselamatan Produk Kesehatan Prancis (AFSSAPS). Lembaga itu merujuk kepada dugaan bahan cangkok payudara yang diproduksi oleh Poly Implant Prothese (PIP) dan mengalami kerusakan.
Namun "tak ada gugatan yang telah diputuskan setakat ini antara kanker ini dan penggunaan bahan cangkok payudara PIP", kata lembaga tersebut.
Kementerian Kesehatan Prancis pekan sebelumnya menyarankan 30.000 perempuan agar mengangkat bahan cangkok payudara produksi PIP mereka akibat peningkatan resiko robek guna menghindari resiko kanker kendati tak ada bukti meyakinkan yang ditemukan berkaitan dengan penyakit itu.
Saran tersebut disampaikan setelah delapan kasus, terutama kanker payudara, dilaporkan di kalangan perempuan yang menjalani cangkok payudara dengan bahan produksi PIP, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Pemerintah di negara lain juga menyarankan perempuan agar berkonsultasi dengan dokter mereka mengenai cangkok payudara yang pernah mereka lakukan.
Perusahaan Prancis, PIP, pernah menjadi produsen terbesar ketiga di dunia dalam produksi silikon cangkok payudara. Perusahaan tersebut menjual produknya kepada puluhan ribu perempuan di lebih dari 65 negara dan wilayah, kebanyakan di Amerika Selatan dan Eropa Barat.
Perusahaan itu didapati mengganti silikon tingkat medis di dalam produksinya dengan bahan yang tak disahkan yang mengakibatkan robek. Setelah itu, produknya dilarang dan perusahaan tersebut jatuh bangkrut pada 2010.
Pemerintah AS sudah mengeluarkan peringatan mengenai perusahaan itu pada 2000. (*)