Marselino menilai gol yang diciptakan gelandang Osama Rashid (47+7") itu tidak sah karena offside. Bahkan setelah melihat tayangan VAR pun, Tantashev Ilgiz selaku wasit pemimpin pertandingan tak mengubah keputusannya.
"Disayangkan juga di pertandingan pertama ini kami tidak beruntung, ada beberapa kontroversi dari wasit yang seharusnya tidak gol tapi jadi gol," ungkap Marselino saat ditemui setelah pertandingan di Al Rayyan, Senin malam waktu Qatar.
Pemain yang menjadi satu-satunya penyumbang gol bagi timnas itu pun mengakui bahwa gol kedua bagi tim Singa Mesopotamia itu mempengaruhi kondisi mental bermain rekan-rekannya.
Meski begitu, ia terus memberikan semangat kepada pemain Skuad Garuda lainnya seperti arahan dari pelatih Shin Tae-yong yang sempat memanggilnya sebanyak dua kali ke pinggir lapangan.
Irak memang tim yang sulit yang ditundukkan, namun bukan berarti timnas Indonesia menyerah dan mengendurkan serangan. Pada babak kedua, permainan Asnawi Mangkualam cs mengalami peningkatan dan banyak memberikan tekanan ke depan gawang yang dijaga Jalal Hasan.
Marselino juga tak mau menyia-nyiakan kesempatan bisa bermain di Piala Asia mewakili Indonesia, setelah terakhir kali timnas lolos ke ajang empat tahunan itu 16 tahun silam atau pada 2007.
"Kami sangat bangga setelah 16 tahun tidak ada di (Piala) AFC. Kami maksimalkan semua, kami berjuang untuk bangsa. Saya merasa bangga dan senang, jadi pemain termuda dan satu-satunya scorer bagi timnas. Tapi tetap saja kami kalah," ungkapnya.
Setelah kekalahan 1-3 dari Irak pada pertandingan pertama Grup D, Marselino ingin memperbaiki penampilannya pada pertandingan kedua melawan Vietnam.
"Untuk lawan Vietnam kami akan analisis lagi pertandingan hari ini dan mencoba terbaik di pertandingan selanjutnya," tutur dia.