Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berkoordinasi dengan pengelola bandara dan pihak terkait agar ada gerai khusus bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kabupaten Kediri di area Bandara Dhoho, sehingga produk UMKM asal kabupaten ini lebih terangkat dan dikenal.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengemukakan bandara ini merupakan bandara yang dimiliki masyarakat Jawa Timur. Untuk itu, pihaknya akan berkomunikasi dengan Gubernur Jatim dan pihak lainnya, terkait daerah yang akan mengisi gerai UMKM di area bandara ini.
"Kami akan mengajak kota atau kabupaten lain untuk memasukkan produk yang betul-betul bisa dinikmati pengunjung Bandara Dhoho," katanya di Kediri, Kamis.
Menurut dia, keberadaan bandara ini adalah kesempatan bagi UMKM untuk memperluas pasar produknya dan lebih dikenal. Selain itu, setiap daerah bisa menonjolkan ciri khas masing-masing daerah, sehingga dengan adanya gerai di area bandara sekaligus bisa sebagai media promosi.
Terkait beroperasinya Bandara Dhoho, Bupati Kediri mengungkapkan direncanakan dalam kurun 10 hari ke depan bandara yang berada di lereng Gunung Wilis (2.563 mdpl) ini sudah bisa beroperasi secara komersil.
"Kalau tidak ada perubahan jadwal, semoga bandara bisa beroperasi pada 15 Januari 2024," kata dia.
Ia juga sudah meninjau langsung area bandara termasuk melihat beberapa titik yang dijadikan sebagai gerai. Dari pantauan yang dilakukannya di area bandara, posisi gerai khusus bagi para pelaku UMKM yang sudah menjalani kurasi dari Dinas Koperasi Usaha Mikro (Kopusmik) Kabupaten Kediri tersebut dinilai cukup representatif. Sebab, tempat itu berada persis di area depan pintu masuk gedung terminal.
Sementara itu, Kepala Dinas Kopusmik Kabupaten Kediri Mamiek Amiyati mengatakan di kabupaten ini terdapat kurang lebih 9.800 UMKM binaan. Dari jumlah itu, terdapat 60 UMKM kategori makanan dan minuman yang sudah lolos kurasi dan produknya siap ditampilkan di gerai area bandara.
Ia menyebut terdapat tiga gerai yang disiapkan bagi pemilik UMKM untuk menampilkan produknya. Tempat tersebut dibagi menjadi tiga klaster, yakni makanan minuman, kopi, serta craft.
"Gerai sudah siap, produk juga siap, tinggal nanti pembenahan tempatnya," kata Mamiek.
Bandara Dhoho Kediri merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), yang pembangunannya dilakukan oleh PT Gudang Garam melalui anak perusahaannya PT Surya Dhoho Investama.
Bandara ini memiliki landasan pacu 3.300 x 60 meter, apron commercial 548 x 141 meter, apron VIP 221 x 97 meter, empat taxiway atau jalur perpindahan pesawat yang membentang sepanjang 306 meter x 32 meter dan 438 meter x 32 meter, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi.
Pada sisi darat, bandara ini memiliki terminal penumpang seluas 18.224 meter persegi berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun. Bandara ini selain ke depan melayani penerbangan internasional, juga untuk haji dan umroh.