Kediri (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus mengungkapkan bahwa turunnya harga jual bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi atau jenis bahan bakar umum (JBU) yang ditetapkan bisa menjadi motivasi bagi masyarakat untuk memanfaatkan BBM ini dalam kebutuhan sehari-harinya.
"Di awal tahun baru ini kami harapkan dengan turunnya harga BBM ini memotivasi masyarakat mencapai resolusinya menerapkan gaya hidup berkualitas tentunya dengan mengkonsumsi BBM yang lebih berkualitas," kata Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi dalam rilis yang diterima, Senin.
Ahad mengatakan bahwa penurunan harga ini serentak diikuti semua SPBU se-Indonesia. Di Jatimbalinus untuk Pertamax Series (Gasoline/Bensin), Pertamax 92 turun dari harga sebelumnya Rp13.350 per liter menjadi Rp12.950 per liter berlaku di Jawa Timur.
Untuk di Bali dan Nusa Tenggara turun menjadi Rp13.200 dari harga sebelumnya Rp13.650 per liter. Sedangkan Pertamax Green 95 menjadi Rp13.900 per liter dari harga sebelumnya Rp14.900 per liter, Pertamax Turbo menjadi Rp14.400 per liter dari Rp 15.350 per liter.
Sementara sektor Gasoil (bahan bakar mesin diesel) untuk Dex Series, Dexlite turun harga menjadi Rp14.550 per liter dari sebelumnya Rp15.550 per liter dan Pertamina Dex turun harga menjadi Rp15.100 per liter dari sebelumnya Rp16.200 per liter.
Sebelumnya, mengawali 2024, Pertamina Patra Niaga kembali menjalankan komitmennya untuk melakukan evaluasi harga jual BBM nonsubsidi atau jenis bahan bakar umum (JBU) secara berkala. Penyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia, yakni harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS)/ Argus serta nilai tukar mata uang Rupiah.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa perubahan berkala menyesuaikan fluktuasi harga pada periode 25 hingga 24 pada bulan sebelumnya. Perubahan harga sesuai tren fluktuasi hal wajar dan boleh dilakukan oleh seluruh badan usaha sesuai regulasi yang berlaku.
"Penyesuaian harga wajar mengikuti fluktuasi harga minyak dunia. Saat ini, tren harganya sedang turun, maka harga jual produk BBM non subsidi Pertamina yakni Pertamax Series dan Dex Series kembali turun berlaku 1 Januari 2024, setelah sebelumnya pada Desember lalu juga turun harga," kata Irto.
Penurunan harga ini, kata dia, sudah sesuai dengan Kepmen ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Formulasi Harga JBU atau BBM nonsubsidi.
"Jadi, evaluasi harga sudah mengacu pada tren fluktuasi harga minyak dunia MOPS atau Argus dan perhitungannya sudah mengikuti formulasi harga dalam Kepmen ESDM, memang perubahan berkala harga BBM non subsidi akan selalu terjadi. Ini komitmen kami dalam memberitahu masyarakat bahwa harga produk BBM non subsidi Pertamina transparan terhadap tren minyak dunia," kata Irto.
Irto menambahkan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina Patra Niaga akan senantiasa menjaga harga BBM yang kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat hingga ke pelosok negeri, tidak hanya di kota besar.
"Ini adalah wujud penyaluran dan penyediaan BBM berdasarkan prinsip Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability dan Sustainability, bagaimana kami menetapkan harga yang kompetitif bagi masyarakat sekaligus memastikan distribusi hingga pelosok negeri tetap dapat dilakukan dengan maksimal," ujar Irto.