Banyuwangi (ANTARA) - Wisata offroad menjadi salah satu alternatif potensi wisata petualangan yang diprediksi akan berkembang makin pesat di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karakteristik alam Nusantara yang kaya dengan variasi kontur dan bentang alam, seperti gunung, pegunungan, lembah, ngarai, bukit, perbukitan, dataran tinggi, dataran rendah, sungai, pantai, sampai patahan, dan lipatan.
Gejala meningkatnya trend wisata petualangan offroad ini ternyata juga banyak dirasakan oleh para para pemangku kepentingan pariwisata Banyuwangi yang berkumpul di Osing Wonderland, Desa Gumuk, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur, pada hari Sabtu (18/11/2023), untuk melakukan uji coba mobil Fin Komodo, kendaraan offroad karya anak bangsa.
Fin Komodo merupakan produksi dalam negeri. Nama Fin berasal dari singkatan "Formula Indonesia", sedangkan nama Komodo digunakan sebagai bentuk apresiasi terhadap keberadaan reptil langka endemik asli Indonesia yang berada di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mobil offroad ini diproduksi sejak tahun 2008 oleh PT Fin Komodo Teknologi, perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang rekayasa dan teknologi. Perusahaan yang bermarkas di Kota Cimahi, Jawa Barat, ini berpengalaman dalam bidang desain dan analisa pesawat terbang, otomotif, simulator, dan integrasi sistem otomasi.
Sebelum mengembangkan mobil offroad, Ir. H. Ibnu Susilo, sang perancang Fin Komodo, pernah terlibat dalam membuat rancangan pesawat terbang N-250, produk dari PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Fin Komodo lincah
Mobil Fin Komodo merupakan mobil jenis cruiser, yang sangat lincah dan andal dalam penggunaannya sebagai kendaraan penjelajah, khususnya untuk aktivitas offroad yang ramah keluarga dan tetap mudah dioperasikan pada medan daerah pegunungan dan dataran dalam kondisi jalanan tanah, batu, dan berlumpur, bahkan mampu melibas tanjakan maupun kemiringan 45 derajat dengan aman.
"Fin Komodo dibuat dengan menggunakan metode perancangan pesawat terbang, dalam desain aerodinamika, kalkukasi endurance rangka, dan lain-lain, sehingga dengan mesin yang hanya 250 cc, mobil ini irit sekali dalam konsumsi bahan bakar. Satu liter bensin bisa mencapai jarak tempuh 20 km," ungkap Direktur Utama PT Multiverse Offroader Nusantara, authorized dealer Fin Komodo, Rofiq Machmoed, yang ber-homebase di Kota Malang, Jawa Timur, dalam keterangan tertulisnya.
Rofiq menjelaskan lebih lanjut, Fin Komodo yang bertransmisi matic sangat mudah dioperasikan oleh siapa saja, tinggal mengemudikan dan menginjak gas atau rem. Hal ini terbukti dalam acara test drive di Osing Wonderland ini, kaum wanita ikut menjajal mengemudikan Fin Komodo dan sama sekali tidak mengalami kesulitan yang berarti, walaupun baru pertama kali mengemudikan mobil offroad ini.
"Medan test drive di sini berkontur, perpaduan perbukitan dan lembah, berupa kebun, sawah, sampai sungai. Tapi saya tidak mengalami kesulitan mengemudikan Fin Komodo di sini," tutur Novita Komalasari, Direktur PT. Holistik Nusantara Group, perusahaan yang kini sedang mengembangkan Osing Wonderland dengan konsep one stop tourism berupa area akomodasi, theme park, wisata agro, dan wisata petualangan, pada lahan seluas 10 hektare di Desa Gumuk, Kecamatan Licin, Banyuwangi.
Direncanakan, Fin Komodo akan menjadi salah satu menu wisata petualangan andalan di Osing Wonderland, bersama beberapa aktivitas lainnya, seperti cycling, ATV, dan beragam wisata edukasi perkebunan dan peternakan.
Di lokasi dengan view sawah terasering, Gunung Ijen, hutan dan sungai ini, juga akan dibangun sarana akomodasi glamping tent resort (resort tenda) dengan fasilitas bintang lima.
Petualangan meningkat
Indonesia beruntung memiliki bentang alam yang sangat bervariasi, dari pulau, pantai, sungai, sampai pegunungan, yang sangat berpotensi dalam pengembangan beraneka bentuk wisata petualangan.
Wisata offroad merupakan wisata minat khusus, sebagai bagian dari wisata petualangan, di mana saat ini terjadi peningkatan yang signifikan pada minat pasar terhadap wisata petualangan.
Bachtiar Djanan, salah pelaku aktivitas community based tourism dari Perkumpulan Hiduplah Indonesia Raya (Hidora) menyatakan, data dari Badan Pariwisata Dunia, UNWTO (United Nation World Tourism Organization), menyebutkan bahwa wisata petualangan tumbuh paling cepat di antara produk industri pariwisata yang lain.
Selanjutnya dijelaskan oleh Bachtiar, bahwa ATTA (Adventure Travel Trade Association) merilis data bahwa sepanjang tahun 2022 jumlah peminat untuk wisata petualangan justru lebih didominasi oleh kaum perempuan, yaitu sebesar 51 persen, sedangkan untuk wisatawan pria sebanyak 47 persen.
"Dari data tersebut menunjukkan tingginya animo wisata petualangan, dengan segmen pasar terbesar kaum perempuan. Hal ini selaras dengan karakter mobil offroad Fin Komodo, yang ternyata cukup mudah dioperasikan oleh siapapun, termasuk perempuan. Ini adalah potensi ceruk pasar yang besar," katanya.
Menurut dia, itu sebuah potensi yang juga cukup layak untuk dipertimbangkan bahwa wisata petualangan offroad bisa menjadi salah satu alternatif wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan oleh desa-desa wisata di daerah pergunungan dan perbukitan, tanpa perlu banyak mengubah bentang alam, namun punya daya tarik yang sangat kuat.
Alasan ini cukup masuk akal untuk dilakukan, melalui skema pengelolaan pariwisata oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) dengan permodalan usaha dari BUMDES yang berasal dari Dana Desa.
Petualangan di Banyuwangi
Di kabupaten Banyuwangi, saat ini permintaan pasar untuk wisata petualangan ternyata juga mulai bertumbuh. Hal ini diungkapkan oleh Andriansi Febria Ramadhani, owner operator pariwisata TourBanyuwangi.com.
"Dua tahun terakhir ini makin banyak permintaan customer untuk paket-paket wisata petualangan, termasuk wisata offroad," katanya.
Saat ini di Banyuwangi sudah ada beberapa objek wisata yang menyediakan atraksi wisata petualangan, namun sayangnya masih terbatas.
Karena itu berharap agar pengelola-pengelola objek wisata mempertimbangkan untuk lebih mengembangkan lagi aktivitas-aktivitas wisata petualangan yang sesuai dengan karakteristik alam Banyuwangi.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M. Yanuar Bramuda, yang juga sudah pernah menjajal mengendarai Fin Komodo, menyampaikan bahwa alam Banyuwangi sangat representatif untuk berbagai jenis wisata petualangan, termasuk wisata offroad.
"Menurut saya, Fin Komodo sangat cocok untuk ditawarkan kepada vendor-vendor lokal yang berpotensi dalam mengembangkan paket wisata petualangan," ujarnya.
Baginya, adanya berbagai varian atraksi wisata akan makin mendorong untuk dapat mengembalikan lagi jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi, seperti halnya pada masa-masa sebelum pandemi COVID-19, di mana pada tahun 2019, kabupaten di ujung paling timur Pulau Jawa itu pernah mencapai kunjungan 5,4 juta wisatawan Nusantara dan 109.000 wisatawan mancanegara.
Saat ini jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi kembali mulai meningkat, walaupun belum pulih normal, seperti dulu.
"Target kami di tahun 2023 adalah kunjungan wisatawan Nusantara sejumlah 3,5 juta orang, dan 10 ribu wisatawan mancanegara, di mana tahun 2022 kemarin telah tercapai kunjungan wisatawan Nusantara sebanyak 2,9 juta orang," katanya.
Dia berharap, hadirnya Fin Komodo di Banyuwangi bisa makin mewarnai berkembangnya berbagai daya tarik wisata andalan di daerah itu. Apalagi Fin Komodo adalah produk dalam negeri, tentu harus sama-sama kita dukung.
Rofiq Machmoed, dari Fin Komodo menyampaikan bahwa di tengah gempuran masuknya berbagai jenis produk kendaraan offroad impor, Fin Komodo menjadi satu-satunya mobil offroad produksi dalam negeri, dengan pasokan bahan baku dan suku cadang yang merupakan hasil produksi lebih dari 90 usaha kecil menengah (UKM) dari berbagai daerah di Indonesia.
Melalui kegiatan test drive ini, ia berharap Fin Komodo dapat menjadi salah satu sumbangsih anak bangsa yang bernilai, bagi pengembangan dunia pariwisata di Tanah Air, khususnya untuk memperkaya ragam kegiatan wisata petualangan di Banyuwangi. (*)