Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) naik dipicu tensi geopolitik di Timur Tengah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange ditutup naik 1,1 dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.998,5 dolar AS per ounce.
Pasukan Israel, yang melancarkan serangan darat terbesar di Gaza semalam sejak konflik antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober lalu, memicu permintaan emas.
Baca juga: Harga emas naik masih dipicu ketegangan geopolitik di Timur Tengah
Data ekonomi, yang dirilis pada Jumat (27/10/2023) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS, yang merupakan ukuran utama inflasi Federal Reserve, naik 0,3 persen pada September. Angka tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa belanja pribadi AS meningkat sebesar 0,7 persen pada September, setelah naik sebesar 0,4 persen pada Agustus. Angka itu di atas perkiraan 0,5 persen, dikutip dari Xinhua.
Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis pada Jumat (27/10/2023) oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) turun menjadi 63,8 pada survei Oktober 2023, turun dari 67,9 pada September tetapi di atas 59,9 pada Oktober lalu.
Sementara itu, pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal dijadwalkan pada 31 Oktober-1 November mendatang.
Logam mulia lainnya, perak, untuk pengiriman Desember ditutup turun 2,1 sen atau 0,09 persen ke 22,887 dolar per ounce. Sedangkan, platinum untuk pengiriman Januari ditutup turun 3,2 dolar AS atau 0,35 persen ke 905,8 dolar AS per ounce.
Harga emas menguat dipicu tensi geopolitik di Timur Tengah
Sabtu, 28 Oktober 2023 7:47 WIB