Krisis Air Bersih di Trenggalek Meluas
Sabtu, 15 Oktober 2011 18:45 WIB
Trenggalek - Kekeringan akibat keemarai panjang telah berdamak semakin meluasnya krisis air bersih di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat ke BPBD Provinsi Jatim per tanggal 15 September 2011, jumlah desa yang mengalami krisis air saat ini tercatat sebanyak 24 desa yang tersebar di 12 kecamatan.
"Jumlah tersebut dipastikan masih akan terus berubah karena data itu kami laporkan ke BPBD Jatim hampir sebulan lalu. Sekarang, dengan kondisi cuaca (kemarau) yang belum berubah, otomatis daerah yang mengalami kesulitan air bersih juga bertambah," kata Kasi Penanggulangan Bencana BPBD Trenggalek, Suprapto, Sabtu.
Dari jumlah tersebut, tambahnya, separuh lebih telah mendapat bantuan air bersih dari pemerintah daerah Trenggalek maupun BPBD Jatim. Namun sebaliknya, lima desa di antara 24 desa yang telah dinyatakan mengalami krisis air bersih itu sampai sekarang belum sekalipun tersentuh bantuan.
Hal itu bisa terjadi lantaran lokasi kelima desa yang sulit dijangkau. Pihak PDAM selaku pihak/lembaga yang mendapat delegasi tugas penyaluran bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan tidak bisa mengakses kelima desa tersebut karena akses jalan yang sama sekali tidak aman untuk sarana angkut mereka.
"Jika dipaksakan, kami khawatir malah terjadi kecelakaan. Karena itu penyaluran untuk sementara kami prioritaskan ke daerah-daerah yang bisa terjangkau dan aman untuk kendaraan kami (truk tangki air PDAM)," ujarnya.
Kelima desa yang masih meradang karena musim kering dan belum terjangkau bantuan itu masing-masing adalah Desa Sobo di Kecamatan Munjungan, Desa Prambon Kecamatan Tugu, Desa Sengon Kecamatan Bendungan, Desa Sumberdadi Kecamatan Trenggalek, serta Desa Pogalan Kecamatan Pogalan.
Mengenai potensi daerah atau kawasan baru yang terdampak bencana kekeringan, Suprapto maupun Sekretaris BPBD Trenggalek, Soenarto, enggan merincinya dengan alasan masih tahap pendataan sekaligus proses survei lapangan.
Namun jika mengacu peta rawan kekeringan pada tahun-tahun sebelumnya, Suprapto memastikan jumlahnya lebih besar dibanding data yang sudah terlapor ke BPBD Jatim per 15 September lalu.
"Kalau sudah lengkap datanya, kami pasti akan segera laporkan ke BPBD Jatim. Sebab, mereka selama ini hanya menalangi operasional bantuan air bersih ke daerah-daerah yang sudah terlapor sebelumnya (24 desa)," kata Suprapto.
PDAM sendiri sejauh ini telah mendistribusikan air bersih sebanyak 676 tangki ke 15 desa di antaranya karena dianggap paling menderita akibat terdampak musim kering yang berkepanjangan.( *)